Sabtu, September 14, 2024
BerandaOpiniKesulitan Akibat Corona, Tukang Becak Ini Mangkal 24 Jam

Kesulitan Akibat Corona, Tukang Becak Ini Mangkal 24 Jam

CILEGON, BCO – Imbas Corona Virus Disease 2019 yang telah menjadi wabah pandemi global membuat sejumlah sektor perekonomian menjadi lesu.

iklan

Hal ini pula dirasakan langsung pekerja harian seperti pengayuh becak ataupun profesi lain sejenisnya. Mereka yang biasa beroperasi siang hari, kini harus bekerja lebih ekstra lantaran untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Terlebih, saat ini berbagai himbauan pemerintah untuk menjaga jarak (social distancing) dan menjaga kontak fisik (phisycal distancing) digembar-gemborkan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Meski tujuan itu baik, namun hal ini cukup membuat para pekerja harian kesulitan dalam mencari nafkah untuk keluarganya.

Seperti dialami Sarmani, warga Kampung Kubangcimas, Desa Angsana, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, harus rela meninggalkan keluarga untuk bekerja di Cilegon sebagai pengayuh becak. Sudah seminggu terakhir, bapak dari empat orang anak ini tidak pulang ke rumahnya, sehari – hari Sarmani tidur di atas becaknya seraya berharap ada penumpang yang membutuhkan jasanya.

“Kalau lagi gini mah rek kumaha deui (mau gimana lagi). Pulang enggak ada ongkos, tarikan geh sepi. Ya paling saya tidur di becak. Sudah seminggu didieu bae (sudah seminggu disini aja),” katanya kepada BCO saat ditemui di depan Rumah Dinas Walikota Cilegon, Rabu dinihari 22 April 2020.

Meski jarang mendapatkan penumpang, namun untuk kebutuhan makan sehari – hari ada saja dermawan yang memberikan makan. Baik itu dari dermawan yang kebetulan melintas ataupun dari jamaah yang beribadah di Masjid Agung Cilegon.

“Keur sapopoe mah alhamdulillah aya bae nu masihan nasi keur dahar mah (untuk sehari – hari ada saja yang ngasih makan mah). Kadang mah pak haji abis shalat ngasih uang atau makan buat saya,” lanjutnya.

Dikatakan Sarmani, sebelum adanya Covid-19, dirinya bisa membawa uang Rp. 30 ribu rupiah. Namun saat ini, untuk mendapatkan satu penumpang pun kesulitan.

“Susah keur ayeuna mah (susah sekarang mah). Ini aja saya dari siang belum dapat penumpang. Gimana lagi,” ucapnya.

Kendati mengalami kesulitan ekonomi, ia selalu percaya kerja kerasnya sebagai kepala keluarga bisa menjadi berkah untuk anak istrinya meskipun harus rela tidur menahan dinginnya angin malam diatas becak tuanya itu.

Sudah sepatutnya Pemerintah Daerah memperhatikan warganya agar tidak ada lagi cerita sulitnya mencari kebutuhan hidup ditengah gempuran penyakit Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments