CILEGON, BCO.CO.ID – Sepasang suami istri bernama Edi Supriyadi (37) dan Siti Hapsah (39) bersama seorang anaknya di Lingkungan Kelelet Kulon, RT 03, RW 01, Kelurahan Samangraya, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, sudah delapan tahun terakhir tinggal di rumah yang tak laiak huni. Berdindingkan plastik terpal sebagai alat untuk menahan terpaan angin dan hujan.
Bangunan 5 x 3 meter yang terbuat dari bambu, kayu, serta beratap campuran asbes dan terpal itu kini kondisinya mulai lapuk di makan usia. Tak jarang, keluarga Edi Supriyadi harus merasakan dinginnya air hujan yang masuk melalui sela-sela rumah tanpa pondasi itu ataupun dari sela-sela atap yang bocor.
Edi menceritakan, ia bukannya tak ada keinginan untuk pindah dari rumah tersebut. Menurutnya, keadaan ekonomi keluarga yang serba kekurangan membuatnya terpaksa menempati rumah beralaskan tanah tersebut.
“Pengen pindah mah, cuma enggak ada uangnya mau bagaimana. Kerja aja serabutan,” kata Edi ditemui BCO Media di kediamannya, Selasa 02 Maret 2021.
Pria yang menjadi tulang punggung bagi anak dan istrinya itu, bahkan sering tak mendapat penghasilan lantaran tidak adanya pekerjaan yang menentu. Ia mengaku, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya selama tak bekerja, Edi harus menjual alat-alat rumah tangga yang ada di kediamannya itu.
“Karena dulu enggak ada kerjaan, ada tabung gas ya dijual buat nutupin kebutuhan. Pekerjaan juga enggak nentu, kadang ada kadang enggak ada,” ujarnya.
Ironisnya, meski kondisinya serba kekurangan, Edi mengaku sampai saat ini belum ada perhatian pemerintah daerah terhadap keluarganya. “Selama ini belum ada bantuan dari pemerintah sedikitpun,” ungkap Edi.
Tinggal di Kota Cilegon dengan sebutan kota industri ternyata tidak menjamin warganya hidup sejahtera. Mereka yang merupakan warga Cilegon asli yang harus berjuang sendiri demi menghidupi keluarganya dengan biaya hidup yang mereka cari sendiri. []
