BCO.CO.ID – Rumah milik Rahman (49), warga RT 08 RW 04 Lingkungan Curug Larangan, Kelurahan Bagendung, Kecamatan/Kota Cilegon, yang ambruk pada pertengahan bulan suci ramadhan 2024 lalu hingga kini belum mendapat perbaikan karena tak ada biaya untuk melakukan renovasi.
Sebulan lebih, Rahman tinggal di rumah tersebut sambil merasa was-was lantaran khawatir dinding yang masih tersisa dapat roboh. Ini disebabkan, kondisi bangunan yang telah lapuk dimakan usia.
Tak hanya merasa was-was, Rahman juga terpaksa harus menahan dinginnya angin malam saat terlelap di bangunan tua itu. Apabila hujan saat malam, Rahman juga terpaksa harus menginap di rumah tetangganya karena takut rumah yang ditempatinya itu ambruk.
“Tadi aja hujan saya enggak berani pulang ke rumah, khawatir ambruk. Makanya saya istirahat di kebun,” kata Rahman, ditemui BCO Media, Rabu 8 Mei 2024.
Pantauan BCO Media, rumah yang ditempati Rahman itu masih dalam kondisi berantakan bekas puing-puing bangunan yang sempat ambruk. Tak ada tempat untuk menyimpan barang, hanya ada lemari tua yang kondisinya mulai keropos dimakan rayap.
Rahman bukan tak mau memperbaiki rumahnya, kondisi ekonomi yang serba kekurangan membuatnya menunda perbaikan tempat yang menjadi peristirahatannya. “Kondisi begini apa yang mau diharapkan, penghasilan juga hanya cukup untuk makan sehari-hari,” ujar pria yang berprofesi buruh serabutan itu.
Di tempat yang sama, salah seorang warga bernama Muhit mengungkapkan, pada tanggal 24 April 2024 telah dilakukan rapat antara pihak RT/RW dan Lurah Bagendung untuk membahas persoalan yang menimpa Rahman.
Saat itu kata Muhit, ada kesepakatan untuk gotong royong membantu pembangunan rumah Rahman. Dia bilang, saat itu Lurah Bagendung Eha Nursoleha menjanjikan bantuan sebesar Rp5 juta dan dibantu masyarakat setempat.
“Uang tersebut tadinya buat modal awal untuk memenuhi kebutuhan pada saat pembangunan rumah Pak Rahman, contohnya buat bayar tukang atau beli matrial lain semisal paku,” ungkap Muhit.
Namun dalam perjalanannya, menurut Muhit, pihak kelurahan kemudian menjanjikan memberikan bantuan semen sebanyak 20 sak. “Lurah katanya mau 20 sak, seklurnya 10 sak. Padahal semen mah insya allah bisa (kami usahakan-Red),” ujarnya.
Terpisah, Lurah Bagendung Eha Nursoleha mengungkapkan, ia tengah membuka donasi dari para dermawan ataupun RT/RW di wilayahnya untuk membantu pembangunan rumah Rahman. Dikatakan Eha, donasi ini dilakukan sebagai bentuk gotong royong sambil berusaha maksimal mengupayakan yang terbaik bagi pembangunan rumah milik warganya.
“Kami juga sudah membuka donasi, donasi ini dalam arti kata kita berusaha untuk siapapun yang mau berdonasi baik dari staf kelurahan, dan bahkan dari RT/RW,” ucap Eha.
Pihaknya juga terus memohon kepada Baznas maupun industri untuk bisa bergabung dalam aksi sosial tersebut. Nantinya, bantuan yang berbentuk matrial bangunan akan diserahkan kepada Rahman akhir bulan Mei 2024 apabila sudah terkumpul.
“Sekarang yang mulai terkumpul itu semen ada 50 sak, pasir pun ada dari Pak RT setempat sampai bambu pun sudah alhamdulilah. Kami pun tidak akan tutup mata, ketika ini ada permasalahan kami juga akan berusaha yang terbaik,” pungkasnya. []