BCO.CO.ID – Direktur Legal Eksternal Affair dan Sircular Economy PT Chandra Asri Pasific Edi Riva’i mengungkap, bagian pabrik kimia yang menimbulkan masalah bau gas kimia yang menyelimuti wilayah Kota Cilegon pada Sabtu 20 Januari 2024 lalu.
Menurut Edi, PT Chandra Asri Pasific memiliki tujuh unit pabrik dimana pabrik yang bermasalah terdapat di Etylen Plant atau Naptha Cracker. “Untuk itu unit bermasalah adalah di etylen plant, dimana itu kita sebut sebagai naptha cracker. Jadi naptha cracker itu sudah totally memang shutdown,” ujar Edi Riva’i di Pemkot Cilegon, Senin 22 Januari 2024.
Dia menjelaskan, apabila saat ini dibagian kiri pabrik PT Chandra Asri Pasific terlihat ada asap, hal itu kata Edi merupakan asap dari boiler dan turbin GTG (Gas Turbine Generator) untuk menghasilkan listrik. “Jadi semua listriknya tentu harus jalan, memastikan kondisi yang lainnya juga bekerja dengan baik dan terawat dengan baik,” terangnya.
Masih kata Edi, pihaknya juga sudah menghentikan semua aktivitas produksi sejak peristiwa itu terjadi. “Stop produksi, sudah mati sejak kemarin pagi jam 5 dan jam 6 sudah selesai dan kemudian kita mulai lakukan finishing,” ucap Edi lagi.
Dia juga turut mengklarifikasi sejumlah video yang beredar di media sosial terkait peristiwa di perusahaannya itu. Kata Edi, hal itu tidak benar apalagi ada yang menyebutkan soal kebocoran dan ledakan. Edi megklaim, PT Chandra Asri Pasific melakukan sesuai dengan SOP dan sesuai dengan peraturan pemerintah. “Dan semuanya Chandra Asri melakukan SOP yang terbaik, dan semuanya dengan aturan pemerintah,” tegasnya.
Ia juga kembali menyampaikan permintaan maafnya untuk masyarakat Kota Cilegon yang terdampak paparan bau gas kimia dari pabrik perusahaannya tersebut. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan mohon maaf atas kejadian ini, semuanya tidak ingin terjadi, saya atas nama manajemen mengucapkan mohon maaf,” pungkasnya. []