BCO.CO.ID – Rahman (49), warga RT 08 RW 04 Lingkungan Curug Larangan, Kelurahan Bagendung, Kecamatan/Kota Cilegon, sudah hampir tiga minggu terakhir menempati bangunan rumah yang roboh karena dimakan usia. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan itu, terpaksa harus menahan dinginnya udara malam yang masuk ke dalam bangunan.
Hampir setengah dinding rumah hancur dan hanya ditutupi sedikit saja spanduk rokok. Sementara, ada empat batang bambu yang dipasang untuk menahan dinding yang masih berdiri agar tidak ambruk dan menimpa rumah lain.
Ditemui BCO Media, Rahman bukan tidak mau memperbaiki bangunan yang ditinggalinya. Sebab, penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dia bilang, rumah yang telah ditempati empat generasi itu, sebelumnya pernah ambruk enam tahun lalu dan belum pernah diperbaiki lagi.
Kemudian, pada pertengahan bulan ramadhan kemarin, sebagian dindingnya kembali hancur hingga nyaris rata dengan tanah. “Ambruknya pas siang waktu saya lagi tiduran,” kata Rahman, Sabtu 20 April 2024.
Meskipun tergolong sebagai warga tidak mampu, pria yang berstatus duda itu jarang mendapatkan bantuan pemerintah daerah setempat. Ia pun merasa ikhlas dengan kondisinya saat ini, sambil berharap ada uluran tangan dari para dermawan yang ingin membantunya.
“Kalau bantuan kadang-kadang dapat, kadang-kadang enggak. Mungkin ada yang lain, ya mudah-mudahan ada bantuan namanya kerja serabutan yang penting mah badan sehat,” ujarnya.
Karena kondisi ekonomi yang sulit, lanjut Rahman, ketiga anaknya sudah lama tinggal bersama mantan istrinya. Menurutnya, kondisi bangunan rumah yang lapuk dan berbahaya itu juga tidak memiliki ruangan yang layak ditempati. “Anak-anak ikut ibunya, ya mau gimana lagi rumah seperti ini khawatir juga kita ditambah lagi ekonomi sulit,” ucap Rahman lirih.
Sementara itu dikonfirmasi via telepon, Lurah Bagendung Eha Nursoleha mengaku, amat menyayangkan pihak RT dan RW yang tidak melaporkan kejadian itu atau mengusulkan kepada kelurahan. Pasalnya, Rahman juga diketahui tidak masuk ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Setelah dikonfirmasi ke RT-RW, dia (Rahman-Red) tidak termasuk ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, tapi Insya Allah kami upayakan untuk membantu supaya mendapatkan bantuan,” ucap Eha.
Atas kejadian ini, Eha menegaskan, pihaknya akan mengupayakan Rahman mendapatkan bantuan Rutilahu dari Pemkot Cilegon. “Kemarin juga kami sudah ngobrol dengan RT-RW, Insya Allah kami akan lakukan yang terbaik dan kami akan upayakan,” terangnya.
Disinggung soal bantuan dari pemerintah, Eha mengaku menyayangkan atas sikap RT-RW-nya yang tidak mengusulkan Rahman masuk di DTKS. Kata Eha, ia merupakan lurah yang baru menjabat di wilayah itu.
“Awalnya orang tersebut ini mungkin dikategorikan mampu, jadi tidak diusulkan oleh RT dan RW. Mungkin dengan keadaan ekonomi yang sekarang, tapi Insya Allah dengan kondisi saat ini kami akan mengusahan membantu semaksimal mungkin dengan program rutilahu atau mungkin nanti saya upayakan dengan pihak yang lain,” pungkasnya. []