Senin, Januari 13, 2025
BerandaIndustriPT Indonesia Power Jelaskan Masalah yang Menyebabkan Hujan Abu Batubara di Suralaya

PT Indonesia Power Jelaskan Masalah yang Menyebabkan Hujan Abu Batubara di Suralaya

CILEGON, BCO.CO.ID – Manajemen PT Indonesia Power selaku perusahaan pengelola PLTU Suralaya, akhirnya angkat bicara soal hujan gumpalan halus debu batu bara yang mencemari puluhan rumah warga di Lingkungan Cubul, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, pada Senin 22 Februari 2021 kemarin.

Manager K3 Lingkungan dan Pemeliharaan Sipil PT Indonesia Power Suralaya Doni Rafika memaparkan, peristiwa terjadinya hujan debu batu bara (fly ash) itu lantaran adanya masalah pada sistem teknis di unit 1 PLTU Suralaya. Dimana saat itu, pihaknya mendapati salah satu kabel pada ID Fan nyaris putus. ID Fan diketahui berfungsi untuk mempertahankan tekanan pada perapianpada mesin boiler supaya tekanan aliran stabil.

“Bila loss (tak terkendali-red) putus beneran, efeknya itu udara mengalir aja keluar. Walaupun kita punya alat pengendali Electrotatic Precipitator (ESP) itu tak berfungsi karena terlalu kencang,” papar Doni Rafika kepada wartawan di salah satu hotel di Kota Cilegon, Selasa 23 Februari 2021.

Doni menjelaskan, lantaran menghindari kejadian terburuk, pihaknya melakukan perbaikan dengan tetap mengoperasikan PLTU yang berkapasitas 3.400 Megawatt untuk kebutuhan Jawa Bali tersebut selama 17 menit hingga akhirnya penggantian alat tersebut selesai dilakukan. Namun ketika sedang melakukan pekerjaan, aliran udara meningkat diatas kemampuan ESP atau alat penangkap debu tersebut dan mengakibatkan .

“Karena itu kejutan akhirnya keluarlah debunya itu tidak tertangkap maksimal. Bukan berarti 17 menit itu ngebul terus-terusan, diawal aja. Karena begitu dia bergetar itu, teman-teman operasi juga menurunkan beban mencari titik keseimbangan, dan yang paling terpenting pengendali emisi itu normal kembali,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, warga Lingkungan Cubul, Kelurahan Suralaya, dibuat resah akibat hujan debu batubara berwarna kuning kecoklatan yang memapari wilayah mereka. Warga menilai, debu tersebut berbahaya apabila banyak terhirup dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments