PANDEGLANG, BCO – Seorang guru di Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, memanfaatkan kondisi rumahnya sebagai tempat belajar anak didiknya. Hal itu dilakukan, lantaran kondisi belajar mengajar saat ini masih menggunakan metode daring. Sementara, masih banyak anak sekolah yang kondisi ekonomi keluarganya kurang mampu sehingga proses belajar menggunakan sistem online-pun terhambat fasilitas tekhnologi.
Agar tidak terjadi kerumunan, proses belajar pun dilakukan secara bertahap dan dibagi dua kali tatap muka.
“Kalau online, kondisi anak didik enggak semuanya punya handphone. Dari 24 murid yang ada di kelas saya hanya 7 orang yang bisa ikut belajar online.” kata Liesnawati Daman, guru di SDN Sukajadi 1 Kecamatan Cibaliung kepada BCO. Selasa, 14 Juli 2020.
Untuk itu, ia berinisiatif memanfaatkan rumahnya sebagai tempat belajar murid-muridnya agar mereka tetap bisa mengikuti proses pendidikannya itu.
“Jadi dibagi dua kali pertemuan, anak – anak ini semuanya mengikuti aturan protokol. Untuk saat ini hanya ada 11 orang, nanti besok lagi, selang seling aja,” ujarnya.
Kendati sudah ada sekolah yang telah dibuka untuk belajar tatap muka, namun SDN Sukajadi 01 Kecamatan Cibaliung belum dibuka. Sebab, hal itu hasil kesepakatan antara wali murid dan pihak sekolah yang mengutamakan keselamatan dengan belajar luring yang terbatas.
“Hasil kesepakatan bersama, karena belajar melalui daring mereka kurang begitu diminati,” tukas Liesnawati.
Meskipun belajar ditempat sederhana beralaskan lantai, anak didiknya yang merupakan kelas 4 SD pun sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pasalnya, pembelajaran dengan metode luring ini sangat diminati anak didik.
“Senang bisa belajar lagi, kemarin bosen di rumah terus, belajarnya mudah dipahami,” ucap Nurul Maulida, anak didiknya. []