Jumat, Oktober 4, 2024
BerandaParlemenBudaya Nepotisme Marak di Industri, Warga Gunung Sugih Minta Bantuan Dewan 

Budaya Nepotisme Marak di Industri, Warga Gunung Sugih Minta Bantuan Dewan 

CILEGON.BCO.CO.ID – Puluhan warga Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, mendatangi Gedung DPRD Kota Cilegon untuk mengadu terkait berbagai persoalan antara warga setempat dengan industri yang ada di wilayah itu.

Dalam kegiatan rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Kota Cilegon dan sejumlah perwakilan industri yang ada kawasan Gunung Sugih itu di antaranya PT Asahimas Chemical, PT Selago Makmur Plantation, dan PT Nippon Shokubai Indonesia, warga menyebut jika persoalan perekrutan pekerja maupun program CSR yang disalurkan dinilai kurang berpihak kepada masyarakat sekitar.

Sekretaris Karang Taruna Kelurahan Gunung Sugih Agung Rahmatullah menyampaikan, salah satu poin dalam rapat dengar pendapat itu adalah program CSR yang dimana hanya dilakukan tidak secara berkelanjutan.

Padahal, sebagai warga yang berada di ring I kawasan industri berat tersebut seharusnya dianggap dapat memberdayakan masyarakatnya pada bidang tertentu yang sifatnya berkelanjutan. “Jadi tidak hanya datang memberikan sesuatu kemudian pergi begitu saja, tidak ada kesan pemberdayaannya. Padahal kita ingin itu ada pemberdayaan masyarakatnya, entah itu pelatihan bahasa asing yang sifatnya sustainable dalam jangka panjang,” kata Agung Rahmatullah, Sekretaris Karang Taruna Kelurahan Gunung Sugih, Kamis 27 Januari 2022.

Selain CSR, Agung juga menyoroti terkait praktik nepotisme di wilayah industri yang berimbas langsung kepada warga setempat. Pasalnya kata Agung, akibat maraknya tindakan pekerja titipan atau budaya nepotisme itu, kesempatan warga Gunung Sugih yang ingin bekerja di industri menjadi terhambat. “Kita ingin adanya sportifitaslah, fair play dan transparansi dalam rekrutmennya jangan sampai ada kecurangan,” jelasnya.

Lebih lanjut Agung menyampaikan, warga di Kelurahan Gunung Sugih dinilai mampu untuk bekerja di beberapa industri yanga ada di kawasan tersebut. Namun saat ini katanya, kesempatan bekerja terhalang oleh beberapa problematika salah satunya soal budaya nepotisme. “Saya rasa warga kita mampu-mampu saja ketika diberikan kesempatan. Kesempatan saja yang kurang bagi kita,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Public Relations PT Asahimas Chemical Roffie Khalatif mengungkapkan, perusahaannya telah berkomitmen untuk memberdayakan warga setempat menjadi pekerjanya.”Pasti karena itu udah komitmen, itu polasinya kita harus lokal,” katanya singkat. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments