Rabu, Desember 11, 2024
BerandaLingkunganStatus Gunung Anak Krakatau Turun dari Siaga ke Waspada

Status Gunung Anak Krakatau Turun dari Siaga ke Waspada

BCO.CO.ID – Status Gunung Anak Krakatau yang berada di Perairan Selat Sunda, turun dari Level III Siaga menjadi Level II Waspada terhitung mulai tanggal 19 April 2024. Ini diketahui, berdasarkan keterangan terulis yang diumumkan Kepala Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Hendra Gunawan melalui keterangan tertulisnya yang diterima wartawan, Sabtu 20 April 2024.

Menurutnya, berdasarkan pengamatan visual selama periode 1-19 April 2024 Gunung Anak Krakatau terlihat jelas hingga tertutup kabut. Dari Pos PGA Pasauran dan Kalianda, teramati hembusan asap (melalui pengamatan pandangan mata maupun melalui CCTV) berwarna putih dengan intensitas tipis.

Ketinggian kolom asap berkisar antara 5-25 meter dari atas puncak Gunung Anak Krakatau. Cuaca berawan hingga hujan, angin bertiup lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, dan barat laut. Suhu udara sekitar 25°-32° C. Pengamatan melalui Satelit Sentinel-5 Tropomi tanggal 1-19 April 2024 tidak memperlihatkan emisi gas SO2 dan anomali termal pada kawah Gunung Anak Krakatau.

Sementara itu berdasarkan pengamatan instrumental, selama periode 1-19 April 2024 terekam 41 kali gempa Low Frequency, 16 kali gempa Hybrid/Fase Banyak, 72 kali gempa Tremor Menerus, 6 kali gempa Vulkanik Dalam, 2 kali gempa Tektonik Lokal, dan 11 kali gempa Tektonik Jauh.

Kemudian, energi aktivitas vulkanik yang dicerminkan dari nilai perataan amplitudo RSAM (Real-time Seismic Amplitude Measurement) secara umum terlihat berfluktuasi dengan energi rendah. Pemantauan deformasi dengan menggunakan metode Tiltmeter periode 1-19 April 2024 yang dipasang di Stasiun KRAS, Lava-93, dan Hubla memperlihatkan pola fluktuatif dengan kecenderungan menurun (deflasi) pada komponen Y.

“Hasil pemantauan selama periode 1-19 April 2024, aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau tidak menunjukkan adanya fenomena letusan,” ujar Hendra Gunawan.

Dijelaskan, jumlah kejadian gempa vulkanik yang berasosiasi dengan aktivitas magmatik dangkal seperti gempa Low-Frequency, Hybrid, dan Tremor memperlihatkan fluktuasi dalam jumlah rendah dengan rata-rata kejadian kurang dari 10 dalam setiap hari.

Sementara itu, gempa yang berasosiasi dengan suplai magma, berupa Gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal terekam dengan jumlah sangat rendah, rata-rata kejadian kurang dari 10 dalam setiap hari. Energi kegempaan Gunung Anak Krakatau yang tercermin pada grafik nilai RSAM yang memperlihatkan pola fluktuatif dengan energi rendah.

Data pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter menunjukkan tubuh Gunung Anak Krakatau periode 1-19 April 2024 secara umum cenderung mengalami deflasi atau penurunan tekanan. Berdasarkan data pemantauan periode 1-19 April 2024, aktivitas magmatik Gunung Anak Krakatau memperlihatkan kecenderungan penurunan.

“Berdasarkan data pengamatan visual dan instrumental, serta prakiraan potensi bahayanya, maka tingkat aktivitas Gunungapi Anak Krakatau diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung mulai tanggal 19 April 2024 pukul 12.00 WIB, dengan rekomendasi potensi ancaman bahayanya sesuai peta KRB Gunung Anak Krakatau pada Level II (Waspada),” ucapnya.

Oleh sebab itu, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 2 kolometer dari kawah aktif untuk menghindari potensi terdampak oleh lontaran batu pijar dan hujan abu lebat.

“Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunungapi Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD setempat,” pungkasnya. []

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments