CILEGON, BCO – Warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil dan Mahasiswa Kota Cilegon yang terdiri dari Ikatan Mahasiswa Cilegon, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon dan Jaringan Muda Indonesia (JMI) Kota Cilegon, menggelar aksi unjuk rasa kejanggalan tagihan listrik yang dialami sebagian besar warga. Dalam aksinya, mahasiswa melakukan penyegelan terhadap gedung kantor PLN Kota Cilegon, Rabu 13 Mei 2020.
Koordinator Aksi Hadi Rusmanto menjelaskan, aksi yang dilakukan sebagai bentuk protes kepada PLN karena mahalnya tagihan listrik. Sebab, tagihan listik berlipat dari biasanya.
“Lah sekarang ini lagi pandemi, malah tagihan listrik dinaikan seenaknya. Tanpa ada dasar hukum yang menjadi pijakan pengambilan rata-rata dan selisih bayar,” kata Hadi kepada wartawan.
Hadi mengungkapkan, PLN seolah memaksa warga menerima kenyataan kenaikan dengan dalih Work From Home (WFH) yang membuat tagihan naik berkali-kali lipatnya. Tagihan listrik yang tiba-tiba membengkak itupun dinilai sebagai kebijakan yang tidak masuk akal.
“Ada juga pengaduan yang sudah dilakukan oleh warga. Namun PLN merealisasikannya lambat. Termasuk juga warga dipaksa untuk membayar dulu tagihan bulan sekarang yang mahal, dan jika ada sisa tagihan dikonpensasi bulan selanjutnya. Logikanya, sekarang orang sedang butuh uang untuk ketahanan ekonomi, biasa beli beras malah buat bayar listrik jadinya. Hal itu tidak memberikan keadilan untuk warga. Uang beli beras kalau tagihan listrik besar yang kepake buat listrik, jadi selain orang lawan korona juga lawan kebijakan PLN,” paparnya.
Senada dengan Hadi, Rizki menyatakan, pihaknya sengaja melakukan penyegelan kantor PLN sebagai bentuk kemarahan kepada perusahaan milik Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PLN yang tidak berpihak kepada rakyat yang susah karena dampak Covid-19.
“Sebagai perusahaan milik negara seharusnya mengambil kebijakan yang benar-banar memebantu warga. Sekarang kami minta kepastian uang rakyat dikembalikan karena sedang butuh,” imbuhnya.
Rizki mengatakan, pihaknya juga meminta Ombudsman Banten untuk turun dan memanggil manajemen PLN Kota Cilegon untuk mempertanggung jawabkan buruknya pelayanan yang dilakukan. Lanjutnya, sudah banyak laporan namun minim tindakan. Termasuk mahasiswa juga akan membuka posko pengaduan atau command center bagi warga yang memiliki kejanggalan pembayaran listrik.
“Kami minta ombdusman juga untuk mengecek adanya mal-adminitrasi yang dilakukan oleh pihak PLN,” pungkasnya.
Hingga aksi tersebut berakhir, tidak ada penjelasan resmi yang logis dari pihak PLN. Selain itu, mahasiswa juga mengancam akan melakukan aksi lanjutan dengan massa yang lebih banyak lagi. []