CILEGON.BCO.CO.ID – Ratusan warga yang berprofesi sebagai nelayan di Kota Cilegon saat ini dilaporkan sudah tidak pergi melaut lantaran cuaca ekstrem dampak dari fenomena alam La Nina. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, banyak nelayan yang beralih profesi menjadi buruh serabutan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon Tatang Tarmizi mengatakan, pihaknya saat ini sedang fokus berkomunikasi dengan industri dan Pemkot Cilegon untuk mendorong memberikan bantaunnya kepada nelayan yang sudah tak melaut. “Kita sedang coba komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Dari Pemkot Cilegon belum ya, makanya kita akan segera berkomunikasi dengan pemkot. Sudah ada banyak, banyak yang tidak melaut ya karena gelombang besar,” ungkap Tatang Tarmizi, Ketua HNSI Kota Cilegon, kepada BCO Media, Senin 29 November 2021.
Dampak cuaca ekstrem yang paling dirasakan oleh para nelayan, lanjut pria yang akrab disapa Itang ini, adalah gelombang besar sehingga berpengaruh terhadap pendapatan. Ia menyebut, meskipun ada nelayan yang tetap memaksakan diri melaut namun hal ini tetap mempengaruhi hasil tangkapan. “Hampir semua tidak berani melaut. Ada beberapa yang masih melaut, hasilnya tidak maksimal karena cuaca kurang baik. Sejak dua bulan terakhir sudah mulai, tapi parahnya bulan ini,” jelasnya.
Itang menambahkan, faktor cuaca ekstrem yang ditandai dengan angin kencang serta tingginya gelombang laut juga membuat beberapa perahu milik nelayan rusak parah dan sampai ada yang tenggelam. Saat ini, di Kota Cilegon sendiri nelayan banyak bermukim di kawasan Tanjung Peni. “Kemarin malah ada perahu yang tenggelam di Pangkalan Medaksa karena gelombang tinggi,” pungkasnya. []