CILEGON, BCO – Aksi unjuk rasa refleksi satu tahun kepemimpinan Edi Ariadi sebagai walikota Cilegon yang berlangsung di depan Kantor Walikota Cilegon berakhir ricuh pada Kamis siang, 20 Februari 2020 tadi.
Kericuhan ini dipicu lantaran Walikota Cilegon Edi Ariadi tidak mau menemui mahasiswa. Mahasiswa yang kesal akhirnya membakar ban bekas dan menghalangi polisi yang saat itu berusaha memadamkan api. Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan.
Berdasarkan pantauan BCO di lokasi unjuk rasa, sejumlah mahasiswa mengalami luka memar pada bagian wajah setelah terlibat kericuhan dengan polisi.
Kepolisian yang berjaga pun mengamankan dua orang mahasiswa. Namun, kedua mahasiswa yang diamankan tersebut bisa dibawa kembali oleh perwakilan mahasiswa setelah mereka menjemputnya di Mapolres Cilegon.
“Dua orang yang diamankan tadi, anak IMC (Ikatan Mahasiswa Cilegon) sama PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia),” ujar Rizki Putra Sandika, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Cilegon.
“Korlap juga tadi dibanting bang, ini pipi saya sakit sebelah,” kata Rizki.
Selain Rizki yang mengalami rasa sakit akibat kericuhan tersebut. Seorang pengunjuk rasa lainnya juga mengalami luka memar pada bagian kepalanya.
Beruntung, aksi kericuhan ini tidak berjalan lama setelah aparat kepolisian berusaha meredam emosi mahasiswa. Para demonstrasi pun akhirnya membubarkan diri setelah orasinya tidak mendapat respon dari Walikota Cilegon. []