Rabu, Oktober 9, 2024
BerandaPemerintahanCamat Pulomerak Beberkan Upaya Pengentesan Krisis Air Bersih di Wilayah Perbukitan

Camat Pulomerak Beberkan Upaya Pengentesan Krisis Air Bersih di Wilayah Perbukitan

BCO.CO.ID – Camat Pulomerak Adhe Heru Sanjaya membeberkan sejumlah upaya pemerintah kecamatan dalam mengentaskan persoalan krisis air bersih di tiga kelurahan di wilayah tersebut, terutama di lokasi permukiman penduduk di wilayah pegunungan.

Kepada wartawan, Adhe Heru Sanjaya mengungkapkan, wilayah Kecamatan Pulomerak secara geografis memiliki wilayah-wilayah pegunungan. Misalnya di Kelurahan Mekarsari, Lingkungan Gunung Batur I dan Gunung batur II, kemudian Lingkungan Tembulun, Lingkungan Sumur Pring, Lingkungan Ciporong, dan bergeser ke Kelurahan Lebak Gede terdapat Lingkungan Cipala yang memiliki 6 RT. Lalu ada juga di Kelurahan Suralaya, seperti Lingkungan Cisuru, Lingkungan Kembang Kuning, dan Lingkungan Buah Dodol dan sebagainya.

Dikatakan, permasalahan kekeringan di Gunung Batur I dan II, Kelurahan Mekarsari, sebetulnya memiliki sumur bor yang dibangun atas bantuan PKPS-BBM. Artinya, wilayah ini memiliki jaringan distribusi air dari bawah ke atas. Namun, air tersebut tidak dapat digunakan untuk konsumsi alias hanya digunakan untuk kebutuhan mencuci dan mandi saja lantaran air itu memiliki rasa agak asin. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, masyarakat di wilayah Gunung Batur memanfaatkan sumber air dari sejumlah sumur.

“Di Gunung Batur I itu ada sumber mata air Sumur Bendung dan Sumur Gedog. Kemudian di Gunung Batur II itu, ada tiga sumber, Sumur Bendung, kemudian Sumur Wetan, dan Sumur Tengah. Jadi selama kekeringan ini dan sumber-sumber ini kalau musim hujan inikan melimpah airnya jadi kalau untuk konsumsi mereka ngambil minum itu dari sumber itu. Tapi kalau untuk musim kemarau, ya dari beberapa bantuan baik dari pemerintah ataupun swasta dan ada juga yang ngantri di sumber sumber mata air itu untuk Gunung Batur I dan II,” beber Adhe Heru Sanjaya, Camat Pulomerak, Senin 12 September 2023.

Dia menyampaikan, ada juga usulan warga di wilayah Blok Angsana yang memiliki sumber mata air. Kendati begitu, ia sendiri akan melakukan cek lokasi ke wilayah yang dipercaya memiliki sumber mata air itu yang kemudian akan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Kemudian di Lingkungan Tembulun, lanjut Camat Pulomerak, warga di wilayah ini memanfaatkan sistem tadah hujan untuk konsumsi sehari-hari. Di lokasi ini juga, terdapat sumur yang masih mengeluarkan air bersih. Upaya pencarian mata air juga pernah dilakukan di sekitar Sumur Dadap, pada tahun 2022 pernah dilakukan geolistrik oleh salah satu perusahaan. Namun sayangnya, tidak ditemukan sumber mata air lagi.

“Selama kekeringan ini hanya Sumur Dadap yang masih keluar airnya walaupun tidak banyak, jadi untuk konsumsi mereka mengantre di Sumur Dadap. Itu kemarin saya tanya satu malam itu bisa 20 orang yang antre, satu orang itu untuk 20 galon. Kalau siang hari mereka 5-6, tapi sama satu orang bisa 20 galon selain itu masih mengharapkan bantuan pemerintah ataupun swasta ada juga tadah hujan,” terangnya.

“Waktu saya menjabat sebagai Lurah Mekarsari pun kita mewacanakan ngebor itu dibawah bukan diatas, tetapi sebagaimana kita ketahui ngebor dibawah kita kirim ke atas beberapa titik mungkin ada reservoir dan mesin pendorong dan itu biayanya tidak sedikit biayanya sekitar Rp4-5 miliar itu untuk tahun 2015,” tambahnya.

Di Ciporong juga, masyarakat di wilayah ini memanfaatkan dua sumur sumber air yakni Sumur Winong dan Sumur Jintung. Pada tahun 2022 lalu, wilayah ini menerima bantuan pengeboran air dari PT ASDP Indonesia Ferry namun hasilnya kurang baik. Pasalnya, sumur bor yang memiliki kedalaman 35 meter ini memiliki air yang berbau karat sehingga tidak layak dikonsumsi. Ada keyakinan masyarakat, apabila pengeboran bantuan PT ASDP Indonesia Ferry dilanjutkan maka akan ditemukan air bersih.

Dia bilang, di Lingkungan Cipala terdapat 4 RT yang disuplay kebutuhan air bersihnya dari pipa PT Krakatau Tirta Industri untuk ke PT Indonesia Power yang diresmikan Wali Kota Cilegon Helldy Agustian 2022 lalu. Secara tekhnis, bantuan kebutuhan air itu dialirkan tiga hari dalam sepekan sebanyak 30 kubik per hari. Sementara untuk RT 5, itu memiliki kendaraan tangki untuk menyalurkan air bersih bantuan Pemerintah Kota Cilegon saat Tb Aat Syafaat menjabat sebagai Wali Kota Cilegon yang masih digunakan walaupun belum mencukupi kebutuhan masyarakat. “Untuk konsumsi mereka ada bantuan pemerintah dan swasta, dan kami atas nama Pemerintah Kecamatan Pulomerak, mengucapkan ribuan terima kasih kepada seluruh pihak baik pemerintah maupun swasta yang sudah memberikan bantuan air bersih untuk warga Kecamatan Pulomerak khususnya wilayah pegunungan selama musim kemarau ini,” ujar Adhe Heru lagi.

 

Di lain sisi, mantan Lurah Mekarsari dan Kotasari ini memiliki wacana, wilayah Gunung Penawen yang berdekatan dengan Lingkungan Kepindis itu bisa dialiri air bersih dari sumur bor milik salah satu warganya dengan perizinan lengkap. Sebab, ada salah seorang warga yang memiliki 4 sumur bor dengan volume air yang melimpah namun tidak memiliki jaringan pipa distribusi. Hal itu sebagai upaya pengentasan krisis air bersih yang menjadi problematika saat musim kemarau. Untuk langkah selanjutnya, pihaknya mewacanakan memanfaatkan jaringan pipa distribusi air bersih yang dapat di inject ke atas dari lokasi sumber mata air. Kendati demikian, hal itu masih menjadi wacana serta harus menempuh tahapan dan koordinasi lebih lanjut di tingkat dinas terkait.

“Saya juga lagi konsultasi dengan Dinas PU dan BPKPAD untuk kerjasama yang akan kita wacanakan,” katanya. []

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments