CILEGON.BCO.CO.ID – Kolaborasi bisnis menjadi nadi dalam pertumbuhan bisnis. Hal ini yang juga menjadi amanat bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun afiliasinya untuk dapat mengembangkan sinergi bisnis sehingga mampu berkontribusi terhadap pendapatan negara maupun memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa dan negara.
Hal inilah yang mendorong PT Krakatau Tirta Industri (KTI) dan Group menjajaki bisnis dengan salah satu afiliasi PT Pertamina (Persero), yaitu PT Pertamina Energy Terminal (PET).
Hadir dalam kegiatan tersebut Direksi KTI, Direksi KTOP, Direksi PET, dan jajaran senior manager dan staf ketiga perusahaan terafiliasi BUMN tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, Alugoro Mulyowahyudi sebagai Direktur Utama KTI menyampaikan kesepahaman hari ini sebagai komitmen bersama untuk selangkah dan seirama mendorong sinergi bisnis dalam penyediaan air di Indonesia.
“MoU tersebut menjadi kesepahaman awal bagi KTI, KTOP, maupun PET untuk KTI dan KTOP berkontribusi dalam penyediaan air bersama-sama PET, khususnya di lingkungan Pertamina Group,” ujar Alugoro.
Selain itu, Alugoro yakin pengalaman dan kompetensi KTI maupun KTOP di bidang water treatment maupun operation and maintenance dapat memberikan nilai tambah bagi Pertamina Group. “Kami yakin kehadiran KTI dan KTOP di lingkungan Pertamina Group dapat menjadi nilai tambah bagi bisnis mereka,” tukasnya.
Nota kesepahaman yang ditandatangani ketiga entitas bisnis tersebut merupakan salah satu bentuk upaya progresif KTI Group untuk meningkatkan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi domestik.
Selain itu, KTI Group sinergi yang digagas bersama-sama dengan PET akan mendorong agar bisnis KS Group maupun Pertamina Group dapat tumbuh berkembang dari waktu ke waktu.
Sebagaimana diketahui, KTI merupakan afiliasi KRAS yang fokus di bidang water treatment. KTOP yang merupakan anak perusahaan KTI dibentuk untuk mengoptimalkan kompetensi mereka di bidang operation and maintenance.
Beberapa peluang bisnis telah diraih oleh KTI maupun KTOP mulai dari penyediaan air bersih maupun air industri di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur berkapasitas 1.000 lps dan Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan penjajakan penyediaan air bersih di Provinsi Sumatera Utara. []