BCO.CO.ID – Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Banten, masih menyelidiki tewasnya enam nelayan di KM Sri Mariana yang dievakuasi petugas gabungan dari Perairan Pulau Tempurung, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, pada Minggu kemarin 4 Agustus 2024.
Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Banten, Resi Arisandi mengungkapkan, KM Sri Mariana sebelumnya berangkat dari Sibolga, Sumatera Utara ke Samudera Hindia selama kurang lebih sembilan bulan pelayaran. Kemudian pada Juli 2024, terdapat nelayan yang meninggal. “Ada enam orang yang meninggal, tujuh orang sakit dan 16 masih kita observasi. Jadi bertambah lagi, sekarang 14 orang yang sudah di rumah sakit,” kata Resi Arisandi, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin 5 Agustus 2024.
Dia menjelaskan, pihaknya masih meneliti sampel darah korban untuk mengungkap penyebab pasti meninggalnya para nelayan itu. Kata Resi, total keseluruhan ABK tersebut ada 36 orang. Kondisi para nelayan yang dirawat di Rumah Sakit Krakatau Medika sudah mulai berangsur membaik. “Sudah lumayan membaik karena sudah bisa ditangani oleh teman-teman di RSKM,” terangnya.
Sementara itu masih kata Resi, para nelayan di kapal itu juga akan menjalani karantina di darat. “Masih kita cari tahu dari hasil lab, mungkin besok sore kita bisa tahu,” pungkasnya. []