Senin, Januari 20, 2025
BerandaParlemenPernah Jadi Kuli Bangunan dan Minum Air Keran, Isro Miraj Bangkit Karena...

Pernah Jadi Kuli Bangunan dan Minum Air Keran, Isro Miraj Bangkit Karena Punya Mimpi

CILEGON.BCO.CO.ID – Dibalik kedudukannya yang kini menjabat Ketua DPRD Kota Cilegon, ternyata Isro Miraj memiliki perjalanan hidup yang bisa dibilang tidak mulus dalam hal berkarir. Politisi dari Partai Golkar ini pernah menjajal berbagai macam profesi sebelum akhirnya mampu mewujudkan mimpinya untuk menjadi tokoh di Kota Cilegon.

Diceritakannya, ia tertarik ke dunia politik lantaran tidak mau hanya sekadar menjadi penonton saat Kota Cilegon mengalami pemekaran dari Kabupaten Serang pada tahun 1999. Lahir dan tumbuh besar di Kota Cilegon, Isro ingin turut serta menjadi pelaku yang membangun kota tercintanya.

“Ketika Cilegon pemekaran dari Kabupaten Serang, maka disitu saya punya mimpi, mimpi itu diiringi dengan doa dan perjuangan,” terangnya.

Diakui Isro, ia sempat menjalani profesi sebagai kuli bangunan, kuli panggul, bahkan menjadi preman di pelabuhan dengan rambut gondrongnya. Pernah suatu hari, saat sedang melakoni pekerjaannya sebagai kuli bangunan pemasangan pagar di salah satu hotel yang terletak di wilayah Anyer, Isro yang membawa bekal makan siang harus rela meminum air keran karena sang mandor tidak membelikannya air minum. Usai minum, ia membersihkan badannya dan menggunakan air keran yang sama untuk berwudhu sebelum menunaikan solat dzuhur.

“Terpaksa saya waktu itu minum air dari keran, bersihin badan, solat dzuhur. Nangis saya di situ, Ya Allah berikan saya pekerjaan yang baik sehingga kalau saya mau solat tidak harus ganti baju, tidak harus mandi karena kotor. Di situ saya nangis,” kisahnya.

Oleh karena itu, kini ketika dia bertemu dengan seseorang dan merasa rendah dengan pekerjaannya, Isro menegaskan untuk jangan pernah berputus asa. Pasalnya, proses perjuangan seseorang yang luar bisa untuk mewujudkan mimpi dibarengi dengan usaha dan doa maka hasil yang didapatkan akan maksimal.

“Makanya kalau pun sekarang saya makan di warteg, makan uduk di jalanan sama anak-anak itu bukan pencitraan atau bukan pingin dilihat merakyat. Ya memang dasarnya dari situ. Lidah saya engga neko-neko. Ya kondisinya seperti itu, sering saya memotivasi anak-anak harus mempunyai mimpi,” ujarnya. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments