CILEGON.BCO.CO.ID – Menanggapi maraknya aksi tawuran pelajar di beberapa wilayah termasuk di Kota Cilegon, Ketua DPRD Kota Cilegon, Isro Mi’raj menggelar roadshow ke beberapa sekolah di Kota Cilegon, Rabu 23 November 2022.
Isro menyampaikan, apa yang dilakukannya merupakan inisiatif akan kekhawatirannya terhadap keamanan dan keselamatan para peserta didik dari tindakan kekerasan baik di lingkungan sekolah ataupun diluar sekolah.
Dalam kunjungan tersebut, Isro hadir untuk memberikan motivasi dan arahan kepada para pelajar untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang negatif dan terus melakukan hal-hal yang positif.
“Kehadiran ini dalam rangka memberikan motivasi, arahan, dan juga penyuluhan kepada para pelajar agar terlindungi dari segala bentuk kekerasan. Ini juga dilakukan sebagai upaya pencegahan dan menekan kasus pelecehan seksual pada anak dan remaja, serta untuk menghindari diri para siswa dan siswi menjadi korban pelecehan seksual di Kota Cilegon,” ungkapnya.
Adapun sejumlah sekolah yang Isro kunjungu diantaranya SMK Negeri 1 Cilegon, SMK Negeri 2 Cilegon, SMK Negeri 3 Cilegon, SMK YP Fatahillah 1 Cilegon, dan SMK Negeri 4 Cilegon.
“Ini merupakan tugas kita bersama masalah kemajuan dan perkembangan generasi bangsa sebagai generasi penerus masa depan yang kedepan akan berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya dan kemanusiaan, maka itu saya katakan ini tugas kita bersama. Tidak hanya sekolah, lingkungan, orangtua, semua harus terlibat aktif dan melindungi pemimpin-pemimpin Cilegon di masa depan sehingga ini tidak boleh diabaikan dan harus segera dicegah, ditangani bersama seluruh pihak. Terutama pencegahan dan perlindungan oleh seluruh satuan pendidikan. Karena pelajar saat ini merupakan pemimpin di masa depan,” jelasnya.
Isro menambahkan, apa yang dilakukannya bukan hanya untuk melindungi anak menjadi korban kekerasan tapi juga untuk mencegah anak agar tidak menjadi pelaku kekerasan.
“Berdasarkan hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak tahun 2018, menunjukkan bahwa anak tidak hanya menjadi korban kekerasan, tapi juga menjadi pelaku kekerasan. Pelaku kekerasan seksual baik kontak ataupun non kontak paling banyak dilaporkan adalah teman sebayanya mencapai 47 persen sampai 73 persen, sementara pacar menjadi pelaku kekerasan seksual diangka 12 persen sampai 29 persen,” ucapnya. []