CILEGON.BCO.CO.ID – Selama menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Cilegon sejak 2021 lalu, Isro Mi’raj terkenal rajin dan berani menemui pendemo. Menanggapi hal itu, politisi dari Partai Golkar ini mengaku apa yang dilakukannya bukanlah pencitraan.
“Alhamdulillah selama saya jadi ketua, silahkan tanya kepada teman-teman buruh, teman-teman mahasiswa, pernah engga ketika mereka demo saya enggak temuin secara langsung?,” ujar Isro, kepada BCO, kemerin.
Lanjutnya, menghadapi para pendemo bukanlah hal yang mudah. Tak sedikit kata-kata kasar yang diterima, namun karena dari awal menjabat sebagai Ketua DPRD Cilegon ia sudah memiliki mental yang siap dengan resiko apapun jadi tak masalah baginya. “Saya siap dengan resiko apapun yang harus saya hadapi. Itu kuncinya,” tuturnya.
Isro mengisahkan, masih jelas ingatannya saat terjadi demo kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Lantaran harus menghadapi pendemo yang terus berganti-ganti mulai dari unsur mahasiswa, buruh dan masyarakat umum, ia sampai jatuh sakit. Meski demikian, Isro tetap berusaha menyampaikan aspirasi masyarakat tentang penilakan kenaikan harga BBM kepada pemerintah pusat.
“Saya tolak kenaikan BBM, saya kirim (surat) ke Presiden ke istana, saya kirim ke DPR RI. Bukti penerimaan surat itu saya berikan bahwa saya tidak main-main menyampaikan aspirasi. Dalam arti resiko apapun buat saya, ini kan suara rakyat, ini harus diperjuangkan,” ucapnya.
Hanya saja, masih dalam momen demo kenaikan BBM, ketika mahasiswa yang ditemuinya di ruangan mengajaknya keluar untuk melakukan tandatangan di trotoar jalan, ia mengikuti. Ternyata hal tersebut mendapatkan sorotan sebagai pencitraan.
“Itu risiko, padahal yang minta teman-teman mahasiswa. Tapi kan netizen dengan segala argumennya yang maha benar, yah sudah saya sudah siap menerima itu. Memang kadang-kadang keluarga yang kadang syok ketika ada netizen memberikan komentar miring,” ucap Isro, sembari tersenyum.
Untuk itu, politisi Partai Golkar ini kerap mengingatkan kepada keluarganya bahwa hal itulah resiko sebagai Ketua Dewan. Pasalnya, tidak semua orang bisa senang dengan apa yang dilakukan. “Jangan pernah kita berpikir bahwa bisa menyenangkan semua orang, yang penting niat kita,” tutupnya.[]