Minggu, Juni 15, 2025
BerandaOpiniIbu-ibu di Kampung ini Dapat Gajian Jutaan Rupiah dari Hasil Nabung di...

Ibu-ibu di Kampung ini Dapat Gajian Jutaan Rupiah dari Hasil Nabung di Bank Sampah

CILEGON.BCO.CO.ID – Bank Sampah Sanggar Wuni Kreasi yang berlokasi di lingkungan Kubngsaron Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, kini memasuki usia empat tahun, dan kembali membagikan hasil tabungan ke nasabah Bank Sampah menjelang lebaran.

iklan

Tabungan yang dibagikan merupakan hasil dari pengumpulan sampah kering rumah tangga yang dikolektif oleh managemen Bank Sampah setiap dua minggu sekali. Masyarakat yang menjadi nasabah kemudian menyetorkan sampah keringnya untuk ditimbang dan dicatat kemudian menjadi tabungan. Hasil tabungan ini kemudian dikonversikan menjadi uang dan dibagikan menjelang lebaran.

Menurut ketua Bank Sampah SWK, Faturoh mengatakan, nilai yang dibagikan ke nasabah cukup beragam, sesuai pendapatan sampah yang ditabung. Pada tahun ini jumlah nasabah kami sekitar 85 nasabah dari tiga kampung Cigading, Kubangsaron dan Belungbang.

“Terdapat beragam hasil nilai tabungan yang dimiliki oleh nasabah. Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Total omset yang didapat dari seluruh tabungan mencapai 15.800.000,” ujarnya.

Faturoh menambahkan, dalam berjalannya program, keterlibatan Ibu-ibu menjadi pionir utama untuk membuat program ini berkelanjutan. “Dari manajerial hingga tekhnis program ini dilakukan oleh Ibu-ibu di kampung,” Imbuhnya.

Di tempat sama, Nur Cholis, Executive Director ESWKA Foundation, selaku fasilitator Bank Sampah SWK menilai program ini merupakan pengplikasian social enterprise yang memiliki nilai circuler economy di akar rumput yang melibatkan Ibu-ibu di kampung. “Potensi sampah kering ini cukup unik, bila dikelola dengan baik, dapat menambah pendapatan setiap nasabah di kampung,” ujar Cholis.

Ia menambahkan, selain sampah kering, Eswka Foundation juga kedepan akan mendampingi Bank Sampah dalam mengelola sampah basah. Seperti pembuatan pupuk organik, pupuk cair dan ternak magoot yang bisa menghabiskan sampah-sampah basah.

“Terdapat masalah sebetulnya dalam mengelola sampah, utamanya di akar rumput. Soal pemilahan dan edukasi. Tapi bila itu dikelola dengan baik dan perawatan rutin, justru menjadi berkah lantaran ada perputaran ekonomi,” ujarnya.

Selain itu, ia juga ingin mengajak kampung-kampung lain untuk mengembangkan potensi dalam membuat program berkelanjutan. Seperti Industri Kecil, UMKM, Ekonomi Kreatif maupun potensi lingkungan dan SDM. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments