BCO.CO.ID – Halte atau shelter untuk transportasi Trans Cilegon Mandiri yang berada dibeberapa titik di Kota Cilegon, dibiarkan rusak dan tak terurus. Padahal, bangunan yang dibuat menggunakan uang rakyat untuk pusat angkutan publik yang digagas Dinas Perhubungan Kota Cilegon pada 2018 lalu itu menelan anggaran Rp5,2 miliar.
Anggaran tersebut digunakan untuk membeli empat unit mobil bus senilai Rp3,6 miliar, serta pembangunan halte sebesar Rp1,6 miliar. Dalam perjalanannya, program transportasi publik Trans Cilegon Mandiri ini tak berjalan sehingga terkesan mubadzir.
Pantauan wartawan, salah satu shelter yang ada di Jalan Lingkar Selatan tampak rusak dan terbengkalai. Kondisi ini tampak terlihat dari beberapa bagian bangunan seperti plafon yang rusak, hingga ada beberapa kaca yang pecah ditambah bagian-bagian lain yang menjadi sarang laba-laba.
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) Arifin Solehudin menyatakan, ia menyayangkan halte yang dibangun menggunakan uang rakyat itu disia-siakan begitu saja. Apalagi anggaran yang digunakan cukup fantastis.
“Justru kami melihat ini sebagai tindakan yang mubadzir, uang miliaran jadi sia-sia. Sekarang fungsinya apa itu halte, jadi sarang hantu tah itu,” terang Arifin, kepada wartawan, Selasa 19 November 2024.
Karena persoalan tersebut, IMC akan surat ke Dinas Perhubungan Kota Cilegon. Upaya tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana kedepannya nasib halte tersebut. “Kami akan melayangkan surat ke Dishub Cilegon, sekaligus untuk mengetahui bagaimana nasib halte tersebut. Toh selama ini juga kan itu Trans Cilegon Mandiri enggak ada manfaatnya buat warga Cilegon,” ujar Arifin lagi.
Sementara itu, Kadis Perhubungan Kota Cilegon Heri Suheri tidak berada di kantornya saat wartawan hendak melakukan konfirmasi terkait persoalan halte yang terbengkalai.[]