CILEGON, BCO – Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon dr Arriadna memastikan, 12 warga yang disebutkan ketua RT diduga terjangkit demam berdarah dengue (DBD) di Lingkungan Cilodan, Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, bukan karena DBD.
Dijelaskan dr Arriadna, kasus warga di Cilodan tersebut karena sakit demam saja, bukan DBD. Pihaknya juga belum ada laporan dari rumah sakit perihal adanya warga Cilodan yang terkena demam berdarah.
“Kasus demam tapi bukan DBD. Tidak ada laporan dari rumah sakit bahwa ada warga Cilodan yang kena DBD,” ujar dr Arriadna saat dikonfirmasi BCO, Kamis 16 Januari 2020.
Selain itu dr Arriadna mengatakan, pihaknya juga telah melakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah tersebut dan tidak menemukan kasus DBD. Namun, kondisi di lingkungan tersebut tidak bersih dan berpotensi menjadi sarang nyamuk. Oleh karenanya, Dinas Kesehatan Cilegon akan melakukan gerakan serentak pemberantasan saran nyamuk (Gertak PSN).
“Besok (Jumat) rencananya ada Gertak PSN di Cilodan, tadi sudah dilakukan penyuluhan,” kata dr Arriadna.
Dr Arriadna meminta masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan menerapkan pola hidup sehat serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk minimal satu minggu sekali. Sedangkan fooging, bukan satu-satunya cara untuk memberantas nyamuk.
“Fogging bukanlah upaya pencegahan. Bila tidak ada kasus dan masyarakat memaksa minta fogging, itu sama saja kami meracuni masyarakat. Dan tanpa (adanya) kasus terus dilakukan fogging, berpotensi membuat nyamuk resisten (kebal) terhadap bahan fogging,” tegasnya.
Sementara itu diberitakan sebelumnya, ketua RT di Cilodan menyebutkan ada 12 warganya yang diduga terkena DBD dimana satu di anataranya, usia balita hingga meninggal dunia. []