BCO.CO.ID – Puluhan mahasiswa yang menamakan diri sebagai Forum Mahasiswa Cilegon (FMC), menggelar demonstrasi di depan Kantor Wali Kota Cilegon sebagai ajang refleksi akhir tahun, Jum’at 29 Desember 2023.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa mencoba memaksa masuk ke Kantor Wali Kota Cilegon lantaran geram karena Helldy Agustian tak kunjung menemui mahasiswa. Akibatnya, terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan petugas keamanan. Tak berhenti disitu saja, mahasiswa yang gagal menemui kepala daerah akhirnya menggelar aksi teatrikal dengan membakar ban.
Salah seorang peserta aksi yang juga Ketua Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC), Arifin Solehudin mengatakan, Kota Cilegon sebagai kota industri merupakan salah satu kota terkaya di Indonesia memiliki segudang masalah yang berbanding terbalik dengan statusnya sebagai kota terkaya . menurutnya, data pengangguran tahun 2023 yang dirilis BPS Kota Cilegon menujukan tingkat pengangguran Kota Cilegon pada angka 7,5 persen masih menjadi salah satu kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di Provinsi Banten.
“Sejalan dengan fakta besarnya pengangguran di Kota Cilegon, sebanyak 16.460 masyarakat di Kota Cilegon masih berada dibawah garis kemiskinan. Sebuah fakta miris dimana Kota Cilegon sendiri menempati posisi pertama dengan tingkat UMK terbesar di Provinsi Banten,” kata Arifin.
Bukan hanya itu, laanjut Arifin, Kota Cilegon juga menghadapi permasalahan kesehatan yang serius, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan penderita HIV/AIDS di Kota Cilegon mencapai angka 104 kasus. Lalu ada 944 balita di Kota Cilegon mengalami stunting juga Kota Cilegon menghadapi permasalahan ISPA yang serius. Kasus ISPA di Kota Cilegon tercatat berdasarkan data dari Dinas Kesehatan sekitar 17.382 masyarakat Kota Cilegon menderita penyakit ISPA. “Merupakan angka yang sangat besar dan tidak bisa dianggap remeh dan bukan tidak mungkin jika nanti angka harapan hidup di Kota Cilegon akan terus turun,” lanjutnya.
Mahsiswa juga menilai, permasalahan pembangunan infrastuktur pun tidak kalah semrawutnya di Kota Cilegon. Berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Kota Cilegon mangkrak dan tidak jelas kelanjutannya. Seperti pembangunan mega proyek JLU Cilegon, Proyek Pasar Rakyat, Pembangungn RTH di 43 Kelurahan, dan RSUD Kota CIilegon. Kata mahasiswa, ini merupakan cerminan lambatnya pemerintah Kota Cilegon dalam melaksanakan pembangunan, bukan hanya itu Dinas PUTR menjadi salah satu dinas dengan penyerapan anggaran paling sedikit. Ini tidak terjadi hanya satu kali, namun terjadi dari tahun ke tahun yang membuat pembangunan di Kota Cilegon jalan di tempat.
“Segudang permasalahan di Kota Cilegon sama sekali tidak membuat Pemerintah Kota Cilegon bergeming dan hanya fokus pada berbagai kegiatan yang sifatnya hanya ceremonial dan pencitraan semata. Segudang permasalahan di Kota Cilegon menunjukan buruknya pengelolaan organisasi dan pengelolaan sumberdaya di Pemerintah Kota Cilegon, berbagai target dan program yang dicanangkan tidak kunjung terealisasi,” imbuh Arifin lagi.
Mahasiswa juga menyebut, DPRD dengan berbagai fungsinya seakan mandul dan minim pengawalan terhadap ekeskutif. Bersama legislatif dan eksekutif mengantarkan Kota Cilegon kepada berbagai kemandegan dan kemunduran. Pemerintah Kota Cilegon telah gagal mengatasi berbagai permasalahan di Kota Cilegon disambut dengan legislatif yang mengaminkan kegagalan itu.
Adapun tuntutan mahasiswa pada orasi tersebut yakni, menuntut Pemerintah Kota Cilegon dalam hal ini wali kota dan wakil wali kota untuk merealisasikan janji kampanye, dan mundur apabaila dalam jangka waktu 3 tahun tidak merealisasikan janjinya.
Menuntut perbaikan tata kelola kota yang maju, modern, dan bermartabat, sebagai mana slogan dari wali kota dan wakil wali kota. Memecat ASN yang terbukti menggunakan narkotika dan melakukan tes urin seluruh ASN di Pemerintah Kota Cilegon.
Menyelesaikan berbagai agenda pembangunan infrastuktur yang makngkrak dan mandek. Menghadirkan fasilitas peningkatan literasi yang yang memadai dalam hal ini membangun perpustakaan daerah yang yang representatif. Menuntut Kota Cilegon menghadirkan transparansi dalam berbagai kegiatan dan program, serta melakukan hilirisas digital di berbagai aspek.
Menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di Kota Cilegon seperti HIV/AIDS, ISPA dan Stunting. Menindak tegas berbagai perusahaan yang diduga melakukan berbagai pencemaran terhadap lingkungan dan mayarakat sekitar. Menuntut adanya sinergitas antara lembaga eksekutif dan legislatif dalam percepatan pembangunan di Kota Cilegon.
Menuntut legislatif untuk menjalankan fungsinya secara maksimal dalam penyusunan PERDA yang sesuai dengan kepentingan masyarakat. Menuntut Eksekutif dan Legislatif untuk melibatkan mahasiswa dalam penyusunan berbagai kebijakan berkaitan dengan masyarakat sebagai mitra strategis dan kritis pemerintah. []