CILEGON, BCO.CO.ID – Kepala BPTD Wilayah VIII Endi Suprasetio angkat bicara soal kejadian KMP Rishel yang kesulitan bersandar di dermaga empat Pelabuhan Merak, Kota Cilegon. Menurut Endi, peristiwa KMP Rishel yang menubruk Breasting Dolphin nomor tiga di dermaga empat itu menyebabkan kerusakan pada plat kapal pada kontrol kemudi. Insiden kesulitan bersandar yang membuat buritan kapal menabrak bagian dermaga itu terjadi sekitar jam 22.00 WIB, Kamis malam 28 Januari 2021.
“Dilakukan pemeriksaan bersama MI dari KSOP Banten, dengan hasil terdapat kerusakan pada plat kapal tepatnya di ruang control kemudi,” kata Endi Suprasetio, Kepala BPTD Wilayah VIII Banten dalam keterangan tertulis yang diterima BCO, Jumat 29 Januari 2021.
Dijelaskan, penyebab KMP Rishel kesulitan menepi di dermaga empat itu lantaran kondisi angin dan arus laut yang berlawanan dengan kecepatan 20-24 knot. Atas kondisi cuaca itu, lanjut Endi, nahkoda kesulitan mengendalikan arah kapal hingga membuatnya terombang ambing di lautan.
“Berdasarkan keterangan dari nahkoda, ialah arus dan angin yang berlawanan yaitu arus mengarah dari Selatan ke Utara dan angin yang mengarah dari Utara ke Selatan dengan kecepatan 20-24 knots sehingga kapal kesulitan untuk sandar dan menabrak breasting dolphin Dermaga IV,” jelasnya.
Setelah kejadian itu, pihaknya langsung melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kapal yang meliputi pemeriksaan. kesesuaian crew denga crew list, deck log book, bow thrusters, pengecekan personil kamar mesin, pengecekan di area kerusakan. Meski dilakukan pemeriksaan, namun Endi tidak menjelaskan berapa jumlah penumpang di dalam kapal.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada korban baik kendaraan maupun orang dan juga tidak ada kerusakan pada komponen mesin ataupun hal hal yang menyebabkan kapal tidak dapat di operasikan,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, KMP Rishel terombang ambing dilautan karena cuaca ekstrem. Kapal dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, itu hendak menepi di dermaga empat Pelabuhan Merak untuk menurunkan muatannya setelah melakukan pelayaran melalui jalur Perairan Selat Sunda. Kapal berhasil menepi di dermaga lima setelah 3 jam terombang di lautan dengan kondisi buritannya berlubang karena menubruk breasting dophin di dermaga empat. []