CILEGON.BCO.CO.ID – Kepala Kelurahan Pabean Nurul Hadiyati bersama Camat Purwakarta Ikhlasin Nufus dan pihak Bappeda serta Bagian Pemerintahan di Setda Kota Cilegon berkunjung ke Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk belajar mengembangkan wilayah berbasis wisata dan kebudayaan pada Jum’at 25 November 2022.
Dalam kunjungan itu, jajaran Pemerintah Kelurahan Pabean disambut hangat oleh Staf Desa Candirejo. Mereka juga kemudian melakukan diskusi di Aula Kantor Desa serta dilanjutkan berkeliling ke lokasi pertemuan tiga sungai yang di sakralkan oleh umat Kejawen maupun Hindu-Budha. Kemudian, mereka juga diajak berkeliling ke area pertanian dan sentra UMKM di wilayah tersebut.
Lurah Pabean Nurul Hadiyati menyampaikan, Desa Candirejo tak berbeda jauh dari wilayah yang saat ini dipimpinnya. Daerah yang belum lama ini mendapat Juara Lomba Kelurahan Tingkat Provinsi dari Ditjen Pemerintahan Desa Kemendagri tersebut juga akan mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan inovasi yang berbeda. “Ilmu yang kita dapat dari Desa Candirejo ini akan kita aplikasikan dengan inovasi yang tentunya tidak kalah unik. Pabean itu lengkap, Pabean pasti bisa menjadi kelurahan yang istimewa di Cilegon,” kata Nurul Hadiyati, Lurah Pabean.
Nurul juga bilang, ia ingin Kelurahan Pabean menjadi ikon utama ditengah banyaknya industri.”Meski Cilegon dikenal sebagai daerah industri, kita ingin menciptakan wilayah khusus yang menyajikan wisata, adat, dan budaya leluhur,” terangnya.
Sementara di tempat yang sama, Camat Purwakarta Ikhlasin Nufus mengatakan, ia mendukung langkah dan program Kelurahan Pabean untuk menciptakan desa wisata.”Setiap ilmu yang didapat itu harus diterapkan untuk lebih memajukkan Kota Cilegon, kota kita tercinta,” ucap Camat Purwakarta.
Dikatakan, pihaknya tengah menggenjot program agar setiap kelurahan menciptakan inovasi diberbagai sektor publik. “Yang saat ini baru Pabean aja, tapi saya minta kelurahan yang untuk berinovasi,” jelasnya.
Di lain sisi, Sekretaris Desa Candirejo Seno mengungkapkan, ada beberapa poin yang menjadikan desa ini sebagai desa wisata sejak tahun 1999 hingga bisa dikunjungi oleh wisatawan dari mancanegara. Di desaq ini pula, mayoritas warganya bekerja sebagai petani.
Tak hanya itu, Seno memaparkan, desa yang dikenal sebagai lokasi Ecowisata ini pertahunnya bisa mendapat penghasilan asli desa sebesar Rp1 miliar sebelum pandemi. Hal itu ditopang oleh kekuatan koperasi yang dikelola dan kekompakkan warga dalam membangun dan mengembangkan daerahnya tersebut. “Sebelum pandemi, dari hasil kunjungan wisatawan itu rata-rata Rp1 miliar per tahun. Tahun ini target dari koperasi desa wisata kemarin itu Rp550 juta, sampai bulan ini sudah dapat Rp482 juta,” terang Seno.
Hasil dari koperasi desa wisata tersebut, lanjutnya, akan kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha. Setiap dusun juga bakal menerima hasil tersebut yang nilainya ditentukan oleh kunjungan wisatawan ke dusun yang dikunjungi.”Dusun juga akan menerima hasilnya tergantung dari banyaknya wisatawan yang datang ke dusun itu,” pungkasnya. []
