Sabtu, September 14, 2024
BerandaHumanioraPunya Keterbatasan Fisik, Begini Perjuangan Guru Tunadaksa di Cilegon

Punya Keterbatasan Fisik, Begini Perjuangan Guru Tunadaksa di Cilegon

CILEGON, BCO.CO.ID – Memilki tubuh dengan fungsi yang sempurna adalah anugerah yang diharapkan setiap orang tentunya, tak terkecuali dengan Handayani (24), seorang wanita warga Temuputih RT 04/RW02 Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon, yang berprofesi menjadi guru di sekolah berkebutuhan khusus di Kota Cilegon.

iklan

Lahir dari keluarga kurang mampu dengan keterbatasan fisik serta gangguan motorik yang dimilikinya, tak menjadikan gadis piatu ini patah semangat mewujudkan cita-cita untuk kemajuan kaum disabilitas dalam menuntut ilmu. Meskipun dengan keterabatasan fisik, Handayani berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru di salah satu sekolah khusus milik Yayasan Al Kautsar di Kota Cilegon.

Wanita lulusan Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Untirta, jurusan pendidikan khusus yang lulus tahun 2020 ini, membaktikan dirinya menjadi tenaga pendidik sejak 2019.

Ditemui di kediamannya, di masa Pandemi Covid-19, Handayani mengajar secara daring atau online untuk kelas siswa disabilitas SMP dan SMA dengan kekhususan tuna grahita atau dengan keterbatasan down syndrome dan hambatan intelegensi.
“Saya ingin kaum disabilitas itu juga memiliki hak yang sama dalam pendidikan. Makanya saya ingin menjadi guru, karena ilmu itu bukan buat sendiri dan harus dibagi. Anak berkebutuhan khusus mempunyai hak pendidikan yang sama sesuai dengan kebutuhan agar bisa sama-sama berkembang,” kata Handayani, kepada wartawan, Sabtu 08 Mei 2021.

Ia menceritakan, menjadi penyandang disabilitas ternyata tidak mudah. Pasalnya, seorang penyandang disabilitas harus semangat dan mandiri agar tidak diapadang sebelah mata oleh orang lain. Sebelum menjadi guru, kader di lingkungannya sudah berkali-kali meminta pengajuan bantuan tongkat maupun kursi roda, namun pengajuan tersebut tidak pernah direspon pemerintah daerah.
“Intinya kita harus mandiri. Bisa maju dengan kemampuan yang kita miliki ini. Dulu saya sangat berharap dapat bantuan tongkat atau kursi roda tapi itu saya dapatkan dari hadiah lomba SD, terus dari teman kuliah karena pengajuan bantuan tidak pernah direspon. Harapan saya sih semoga nanti pemerintah bisa lebih tanggap merespon pengajuan bantuan untuk kaum disabilitas karena siapa tau memang butuh yah,” jelasnya.

Senada, Rosaeni, Kader Temuputih yang sempat mengajukan bantuan kursi roda untuk sang guru disabilitas ini mengaku, ia sudah beebrapa kali mengajukan bantuan alat penunjang kaum disabilitas. Akan tetapi, banyak hamabatan sehingga membuat para kaum disabilitas yang akan dibantunya kesulitan dalam beraktivitas.
“Iya jadi dulu pernah saya ajukan berkali-kali ke Dinsos tapi tidak pernah ada respon. Sampai akhirnya dua kali dapat kursi roda itu ya dari hasil lomba dan bantuan dari teman kuliahnya saja, jadi yang terahir saya enggak ngajuin lagi,” terang Rosaeni.
Meski tak pernah mendapat bantuan

dari pemerintah, Handayani tak pernah berkeberatan diundang menghadiri pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon beberapa waktu lalu.
“Kemarin sempat diundang khusus menyaksikan pelantikan walikota dan wakil walikota Cilegon. Semoga kedepan ada perhatian untuk kaum disabilitas,” tandasnya. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments