CILEGON, BCO – Ramainya pemberitaan yang menginformasikan adanya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China terinfeksi Korona Virus (2019-nCOV) di wilayah Kota Cilegon membuat Pemerintah Cilegon menggelar Konferensi Pers di ruang rapat Walikota Cilegon, Kamis 06 Februari 2020.
Dalam rapat yang dihadiri Walikota Cilegon, Wakil Walikota Cilegon, Kapolres Cilegon, Dandim 0623 Cilegon, Kepala Dinas Kominfo Cilegon, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon, serta beberapa instansi lain.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cilegon dr Arriadna mengungkapkan, hingga saat ini tidak ada laporan kasus dari setiap instansi kesehatan di wilayah industri yang menyatakan adanya TKA terpapar Corona Virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tersebut.
Namun, ia membenarkan adanya 200 TKA asal China yang bekerja di Kota Cilegon. Dokter Arriadna memparkan, ke-200 TKA China tersebut datang sebelum munculnya virus corona. Bahkan ia menuturkan, ada TKA yang datang pada bulan Januari 2019.
“Tapi memang sebetulanya TKA yang ada di Cilegon sekitar 200-an, akan tetapi TKA itu tidak semua baru datang. Artinya datangnya sudah dari, bahkan ada yang datang dari Januari 2019. Agustus, September, yang terakhir datang itu adalah di bulan Desember,” papar dr Arriadna.
Dokter Arriadna menjelaskan, TKA yang masuk ke Cilegon sudah melalui screening tes sesuai aturan yang diberlakukan Kantor Kesehatan Pelabuhan di bandara.
“Artinya kalau sudah terdeteksi satu di bandara, harusnya memang mereka sudah dirujuk ke rumah sakit dan tidak akan menuju Cilegon. Jadi yang datang kesini kondisinya adalah sehat,” jelasnya.
Selain itu, ia mengtakan, jika ada TKA yang memiliki riwayat datang dari kota atau negara yang terinfeksi virus itu. Mereka harus menjalani proses isolasi selama 14 hari. Untuk itu, pihak Dinkes Cilegon sendiri sudah menyurati dokter-dokter yang berada di lingkungan industri demi mengantisipasi adanya penyakit ini. Ia mengungkapkan, para TKA yang telah pulang ke China saat ini belum bisa kembali lagi ke Indonesia, terutama Cilegon.
“Kenyataannya, di dua minggu terkahir ini khususnya. Itu hampir semuanya cancel datang, jadi semua cancel datang terutama di minggu ini. Yang terakhir harusnya datang tanggal 3 itu cancel datang, itu ada 12 orang harusnya,” katanya.
Meski demikian, pihaknya tetap menjaga kewaspadaan dan terus berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Berdasarkan aturan itu disebutkan, satu hari sebelum kapal yang akan bersandar di Merak tiba. Nagkoda harus bisa memberikan informasi tentang keadaan maupun kondisi kesehatan dari Anak Buah Kapal itu.
“Protap dari KKP perairan itu, semua kapal tidak akan boleh sandar sebelum ada izin dari KKP. Dan ini sebenarnya protap yang mereka punya walaupun tidak ada corona,” pungkasnya. []