CILEGON, BCO – Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah ditetapkan World Health Organization (WHO) atau Lembaga Kesehatan Dunia sebagai wabah penyakit global, yang mana penyebaran virus satu ini sangat cepat menjangkiti manusia. Virus yang berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini awalnya diduga berasal dari hewan yang dikonsumsi lalu kemudian menyebar ke seantero negeri tirai bambu itu hingga tersebar lagi ke ratusan negara di dunia.
Akibat pandemi itu, berbagai sektor perekonomian nasional maupun daerah terancam lumpuh. Berbagai himbauan dan regulasi pun diterapkan pemerintah untuk memutus sebaran Covid-19 ini. Mulai dari penerapan Social Distancing hingga mewajibkan penggunaan masker sebagai penutup hidung ataupun mulut dari paparan Covid-19.
Meski membuat resah semua warga dan melumpuhkan berbagai roda perekonomian, namun ada sisi positif yang bisa diambil dari setiap ujian yang diberikan sang maha pencipta.
Bak dua sisi mata uang koin yang memiliki perbedaan, tentunya imbas dari Covid-19 ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana introspeksi diri, lebih dekat dengan keluarga lantaran kebijakan Work From Home, Stay At Home, juga peluang penggerak perekonomian bagi mereka yang mau bangkit (move on) dari keterpurukan.
Seperti yang dilakukan Zainudin, salah seorang pedagang masker yang menjajakan jualannya di pinggiran jalan Jendral Ahmad Yani Cilegon atau tepatnya di arah Komplek Bonakarta, warga Kabupaten Serang, korban PHK salah satu toko meubeul itu setiap hari pulang pergi guna menjual kain penutup mulut dengan harga yang relatif murah dan memiliki varian bahan kain dari yang bahan biasa hingga bahan scuba.
Menurut Zainudin, sudah beberapa minggu ini ia berganti profesi menjadi penjual masker untuk memenuhi kebutuhan keluarganya di rumah.
“Udah lumayanlah (lama) kang jualan kayak gini. Dulu kerja di toko meubeul tapi sekarang saya dirumahkan. Karena kebutuhan akhirnya saya memutuskan untuk berjualan masker. Kalau pagi saya di Alun-Alun Kramatwatu terus keliling, siangnya saya disini,” katanya kepada BCO, Rabu 22 April 2020.
Zainudin menceritakan, ia mampu mengantongi keuntungan bersih dari hasil jualannya sekitar Rp. 30 – 50 ribu rupiah yang lalu ditabung untuk berbagai kebutuhan di masa yang akan datang. Kendati demikian, setiap hasil penjualan tersebut ia putar lagi untuk membeli masker lain agar ia tetap bisa berjualan ditengah pandemi Covid-19.
Sektor penggerak ekonomi positif lain pun dirasakan Firdaus, owner Konveksi Surga Kaos Cilegon itu bahkan sempat kesulitan membuat masker lantaran banyaknya orderan dan sulitnya bahan baku yang berasal dari daerah zona merah Covid-19. Kendati begitu, untuk memenuhi kebutuhan ia sempat menambah dua orang pekerja dan satu unit mesin untuk mencukupi pesanan baik dari pejabat, kalangan industri, ataupun relawan yang peduli terhadap kesehatan masyarakat ditengah Covid-19.
“Ketika (pesanan) melonjak waktu itu ada penambahan karyawan dua orang. Bahkan nambah satu unit mesin juga untuk ngejar produksi masker. Kslau kita kan borongan yah, maksudnya coastnya variabel. Jadi semakin banyak pesanan semakin banyak juga yang didapat,” ujarnya.
Lebih lanjut diungkapkan Firdaus, akibat dari banyaknya orderan masker, aktivitas pembuatan seragam ataupun baju lainnya sempat terganggu lantaran tingginya permintaan pembuatan masker untuk memenuhi kebutuhan ditengah gempuran Corona Virus ini dan minimnya bahan produksi lantaran beberapa daerah menerapkan kebijakan penanggulangan Covid-19.
“Sebetulnya orderan ada (pesanan seragam kerja, kaos, atau kebutuhan sandang lainnya) tapi itu enggak bisa digarap Jakarta-nya PSBB, kita kesulitan bahan baku karena tokonya ada yang benar-benar tutup,” lanjutnya.
Masker adalah salah satunya, bisnis online juga bisa menjadi salah satu pelung usaha. []