CILEGON, BCO.CO.ID – Satu keluarga di Kota Cilegon atau lebih tepatnya warga Lingkungan Jombang Kali, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, terpaksa turun ke jalan untuk meminta belas kasihan kepada pengendara yang melintas.
Mereka adalah keluarga pasangan Gita Bahari (61) dan Rosdiah (36) yang terpaksa harus mengemis untuk menyekolahkan anaknya bernama Suci Ajeng Pamulia (15) ke jenjang setingkat SMA sederajat.
Suami istri dan seorang anaknya yang itu mengemis di Lampu Merah Alun-alun Cilegon atau tak jauh lokasinya dari Kawasan Kantor Walikota Cilegon. Sambil membawa poster yang digantung di dada dan bertuliskan ‘Mohon Bantuan seikhlasnya untuk biaya anak daftar sekolah SMK’ keluarga miskin tersebut berharap belas kasihan uang receh dari warga yang melintas.
Gita Bahari mengaku terpaksa mengemis di jalan karena anaknya berkeinginan besar ingin melanjutkan sekolah. Sementara ia sendiri tak memiliki biaya, karena pekerjaannya sehari-hari hanya sebagai tukang jasa kunci duplikat. Akibat pandemi Covid-19, pendapatnya menurun drastis. Bahkan sejak 7 bulan lalu pendapatannya tak menentu. “Anak saya ini mau sekolah SMK, tapi tidak ada biaya. Biayanya sekolah juga lumayan besar,” kata Gita Bahari, kepada wartawan, Selasa 18 Mei 2021.
Gita menyatakan, pihaknya sudah mencoba mendaftarkan sekolah anaknya di Jawa, karena di sana ada kerabatnya. Namun diakuinya butuh biaya yang lumayan besar. ia berharap bila ada bantuan dari pemerintah bisa sekolah di Cilegon. “Saya diminta suruh daftarin dulu sekolah di Jawa, tapi biayanya saya belum tahu. Kalau saya sih pengennya sekolah anak saya ini di Cilegon saja,” katanya.
Suci Ajeng Pamulia mengatakan dirinya sangat ingin bersekolah. Gadis remaja ini bahkan bercita-cita menjadi pengacara dan kelak jika sukses ingin membantu masyarakat kecil. “Saya sedih sebenarnya melihat bapak dan ibu sampai turun ke jalan begini. Tapi mau bagaimana lagi,” ucap Suci lirih.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Cilegon Faturohmi, mengaku miris melihat masih ada warga Cilegon yang masih kesulitan biaya untuk bersekolah.
“Saya tadi kebetulan lewat, kemudian saya melihat ibu-ibu ini dengan tulisan poster yang meminta bantuan untuk menyekolahkan anaknya. Jadi saya berinisiatif untuk berhenti, saya ajak untuk berbicara tujuannya apa, beliau langsung mendatangkan suaminya. Saya tanyakan kepada suaminya sampai bisa melakukan demikian, sementara di Kota Cilegon banyak sekali sekolah SMA, alasan bapaknya katanya karena usahnya serabutan, sehingga tidak adanya biaya buat sekolah anaknya,” ujar Faturohmi, yang juga Anggota Fraksi Gerindra DPRD Kota Cilegon ini.
Dikatakan, pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut supaya warga itu mendapatkan bantuan dari Pemkot Cilegon. “Minimal warga ini mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, meskipun kewenangan sekolah jenjang SMA kewenangan Provinsi Banten. Saya yakin Pemkot Cilegon bisa mencari solusi terbaik,” imbuhnya. []