CILEGON, BCO.CO.ID – Peralihan musim dari kemarau ke musim hujan berdampak langsung terhadap sektor ketersediaan bahan-bahan komoditi penunjang konsumsi masyarakat. Hal ini diduga akibat cuaca ekstrim yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia akhit akhir ini, membuat kawasan sentra pertanian pemasok bahan-bahan komoditi mengalami gagal panen ataupun tanaman yang rusak sehingga mempengaruhi harga jual pada masyarakat menjadi tinggi.

Di Pasar Tradisional Kranggot, Kota Cilegon misalnya, sejumlah harga komoditi mengalami kenaikan yang cukup siginifikan lantaran dipicu kurangnya pasokan dan tingginya permintaan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2021. Kenaikan harga itu terjadi pada bahan komoditi cabai merah, cabai rawit, telur ayam, dan ayam potong.
“Kalau cabai merah lumayan naiknya kang. Tiga hari lalu saya jual 50 ribu per kilo. Sekarang 60-70 ribu per kilonya. Udah biasa si, fenomena tahunan kan mau natal sama tahun baruan, ditambah lagi musim hujan. Pasokannya sedikit, permintaannya banyak,” kata Edi, salah satu pedagang di Pasar Kranggot, Minggu 20 Desember 2020.
Edi mengaku, dengan kenaikan harga tersebut ia harus pintar-pintar membujuk konsumennya agar barang jualannya bisa laku. Kendati demikian, ia juga tidak ingin menjual barang dagangannya dengan harga tinggi lantaran dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen.
“Gimana yah. Kalau bisa sih jangan terlalu mahal harganya. Kita dapat untung aja sedikit, ditambah harga naik. Kalau terus maksa ngejar keuntungan terlalu tinggi khawatir pelanggannya kabur,” jelasnya.
Kenaikan harga juga terjadi pada telur ayam, banyaknya permintaan dan kurangnya pasokan dari produsen dan distributor membuat harga telur menjadi naik Rp3000 rupiah dari harga semula Rp25.000 per kilogram.
“Naik tiga ribu bang, jadi Rp28 ribu. Kalau telur mah udah dari bulan Mulud kemarin,” ujar Sugeng.
Sementara, Iin salah seorang konsumen yang sering berbelanja di Pasar Tradisional Kranggot mengaku tidak kaget dengan kenaikan harga yang cukup tinggi tersebut. Meskipun demikian, diharapkan pemerintah setempat dapat memberikan solusi untuk menekan harga kebutuhan pangan itu.
“Enggak kaget sih, udah biasa kalau musim begini. Ya kalau bisa mah harus ada solusi buat pemerintah biar kita ibu-ibu rumah tangga enggak pusing mikirin kebutuhan dapur yang mahal, sementara uang belanja kita terbatas,” kata Iin singkat. []