CILEGON, BCO.CO.ID – Kota Cilegon, wilayah yang saat ini berjuluk kota industri di barat Pulau Jawa ternyata memiliki sejarah penting pada masa sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Bukan hanya peristiwa Geger Cilegon saja, namun di wilayah ini ada beberapa tempat jadi saksi bisu perjuangan rakyat dalam mengusir penjajahan pada masa dahulu.
Misalnya Gunung Batu Bolong yang berlokasi di Lingkungan Batu Bolong, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon. Gunung yang terbentuk dari batuan andesit dengan ketinggian lebih dari 10 meter itu memiliki goa kecil yang dipercaya sebagai tempat perlindungan serta penyimpanan logistik tentara Belanda dan Jepang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Firdaus, salah seorang pemilik warung yang tinggal bersebelahan dengan goa batu bolong menceritakan, pada zaman dahulu selain menjadi tempat persembunyian tentara Hindia Belanda, lokasi ini juga dipakai sebagai tempat persembunyian dan perlindungan terhadap ulama yang vokal menentang keberadaan penjajah di wilayah yang langsung menghadap ke Perairan Selat Sunda itu.
“Kalau cerita orang tua, sebelum adanya Pelabuhan Merak tempat ini sudah ada. Katanya sempat jadi persembunyian ulama juga ketika melawan penjajah,” kata Firdaus kepada BCO, Jumat 20 November 2020.
Namun sayangnya, lanjut Firdaus, tempat yang memiliki nilai sejarah penting itu kini sudah tak terurus dan nyaris dilupakan warga. Padahal jika dirawat dengan baik, tempat ini dapat menjadi wisata edukasi bagi masyarakat sekitar.
“Ya begini kondisinya (enggak keurus). Terbengkalai penuh dengan sampah. Ini juga dibersihkan sama ibu dan saya aja, sampahnya kita bakar-bakarin. Saying aja ada tempat bersejarah tapi enggak keurus,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, goa tersebut kini menjadi ajang uji nyali bagi warga yang hobi mencari tempat-tempat angker dan dianggap keramat. Dikauinya, dahulu sempat ada orang yang meniggali goa yang berada di kaki bukit batu andesit itu.
“Sekarang paling yang sering ke sini anak-anak Youtuber aja, uji nyali. Kata mereka disni penuh dengan misteri. Kalau dulu ada orang yang jadi juru kuncinya, sekarang udah enggak ada akhirnya tak terurus,” pungkasnya.
Sementara, Arul, warga lainnya mengatakan, keberadaan tempat ini seharusnya bisa menjadi tempat yang dirawat karena nilai sejarahnya.
“Inikan tempat yang bersejarah perjuangan rakyat kita, harusnya si bisa dirawat dengan baik karena memiliki nilai sejarah dan perjuangan. Sehingga masyarakat kita tahu, bahwa ditempat kita ini ada tempat yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat terutama mengusir keberadaan penjajah,” kata Arul.
Berdasarkan pantauan BCO di dalam goa tersebut, goa yang memiliki tinggi hampir 3 meter ini cukup luas untuk menampung orang ataupun menyimpan logistik. Namun sayangnya, aroma aneh yang bikin mual membuat orang tak sanggup berada lama-lama ditempat yang terkesan pengap itu. []