CILEGON.BCO.CO.ID – Fenomena gerhana bulan total bakal terjadi pada Selasa 8 November 2022. Dari keterangan yang tertulis di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Gerhana Bulan Total kali ini memiliki durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik. Lebar gerhana bulan total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).
Berikut ini waktu dan wilayah di Indonesia yang dapat teramati untuk setiap kontak gerhana: Awal Penumbra (P1) terjadi pada pukul 15.02.17 WIB/16.02.17 WITA/17.02.17 WIT, Seluruh Indonesia tidak dapat teramati. Kemudian, Awal Sebagian (U1) pada pukul 16.09.12 WIB/17.09.12 WITA/ 18.09.12 WIT teramati di Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Tanimbar.
Lalu, Awal Total (U2) pada pukul 17.16.39 WIB/18.16.39 WITA/19.16.39 WIT teramati di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu.
Puncak Gerhana terjadi pukul 18.00.22 WIB/19.00.22 WITA/20.00.22 WIT teramati di seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu. Kemudian fase Akhir Total (U3) pada pukul 18.41.37 WIB/19.41.37 WITA/20.41.37 WIB teramati di seluruh Indonesia
Fase Akhir Sebagian (U4) pukul 19.49.03 WIB/20.49.03 WITA/21.49.03 WIT teramati di seluruh Indonesia. Fase Akhir Penumbra (P4) pada pukul 20.56.08 WIB/21.56.08 WITA/22.56.08 WIT teramati seluruh Indonesia.
Sebagai informasi, Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari membentuk garis lurus. Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama, akan tetapi, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan. Hal ini dikarenakan orbit Bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus. Sehingga, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama.
Dampak dari Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, Purnama maupun Bulan Baru.
Gerhana Bulan Total yang dapat teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032. []
Sumber: Website Lapan