BCO.CO.ID – Anak buah kapal (ABK) KM Sri Mariana yang sempat dirawat di Rumah Sakit Krakatau Medika, Kota Cilegon, kini kondisinya mulai pulih. Sebelumnya, ada 14 orang ABK yang dilarikan ke RSKM untuk mendapatkan perawatan medis setelah dievakuasi petugas gabungan di sekitar Perairan Merak pasca laporan temuan mayat di kapal penangkap ikan tersebut.
Salah seorang ABK yang merupakan warga Malimping, Kabupaten Lebak, Saedi mengungkapkan, para korban yang meninggal dunia maupun yang menjalani perawatan sempat mengeluh sakit pada bagian sendi, kaki bengkak, hingga sesak nafas. Akibat penyakit misterius itu, enam orang tak terselamatkan yang meninggal di waktu yang berbeda-beda.
Selain itu, ada salah seorang korban sebelum meninggal meminta untuk bersandar di wilayah Pulau Enggano, Bengkulu untuk berobat. Namun, permintaan tersebut tak dihiraukan hingga akhirnya korban nyawa korban melayang.
“Almarhum sempat minta kapal disandarkan biar dia bisa berobat, karena dia udah enggak kuat dengan penyakit yang dirasakan. Tapi dari pihak perusahaan berkata, disuruh pulang ke Jakarta aja karena beralasan tidak ada yang mengurus di Pulau Enggano. Terus dua hari berikutnya, dia sesak nafas dan meninggal di tanggal 27 Juli hari Sabtu,” ungkap Saedi, ditemui di luar area Rumah Sakit Krakatau Medika, Selasa 6 Agustus 2024.
Tak lama kemudian, rekan para ABK yang lainnya juga mengalami gejala yang sama, yakni sesak nafas hingga nyeri pada bagian kaki. Setelah itu, dua ABK gugur di hari yang sama.
“Tanggal 1 Agustus jam 4 subuh, atas nama Abdul Muzaeni asal Jakarta itu meninggal juga. Dan di hari yang sama di jam yg berbeda di jam 5, itu atas nama Agung asal jawa timur itu meninggal juga. Jadi jumlah yang korban meninggal itu ada enam orang di KM Sri Mariana,” terangnya.
Menurut Saedi, mereka yang masih hidup sempat membantu para korban dengan obat-obatan seadanya sambil terus berdo’a agar diberikan keselamatan selama di tengah lautan itu. Ia juga penasaran dengan penyakit misterius yang menimpa kru KM Sri Mariana tersebut. “Nah kalau saya ingin mengetahui apa sih penyebab dan penyakit yang dialami oleh teman-teman saya, sehingga korban sampai meninggal. Tapi dari hasil pengecekan rumah sakit, saya itu dinyatakan sehat,” pungkas Saedi.
Hal serupa juga dikatakan Dian Mulyadi, ia menyampaikan, jasad korban yang gugur dalam pelayaran itu dirawat dengan baik oleh mereka. Mayat keenam ABK itu sempat disimpan di lemari pendingin agar tidak membusuk. “Iya biasa, di bungkus di simpan di freezer. Iyah dipakai nyimpan mayat, semuanya di freezer,” ucap Dian.
Diketahui, enam ABK KM Sri Mariana yang meninggal di tengah laut akibat penyakit misterius itu adalah Rifki warga Parung Panjang, Bogor. Kemudian, Agung dan Rohmat warga Kabupaten Lebak, lalu Irfan warga Nusa Tenggara Barat, Abdul Muzaeni dari Cengkareng dan Agung Prasetyo dari Jawa Timur. []