BCO.CO.ID – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) Khoiri Soetomo, menyoroti tekhnis penjualan tiket kapal laut pada musim Mudik Lebaran 2025.
Menurutnya, pemerintah harus mengkaji ulang sistem yang berlaku, terutama terkait penjualan tiket di luar platform resmi Ferizy atau aplikasi penjualan tiket kapal.
Dikatakan Khoiri, ia menyesalkan masih adanya penjualan tiket kapal laut melalui kanal online yang tidak terintegrasi dengan aplikasi penjualan resmi. Ia menilai, sistem ini belum sepenuhnya mempermudah masyarakat, bahkan justru membebani pengguna jasa dengan prosedural dan sistem yang lebih sulit.
“Saya tanya tadi pengguna, sepeda motor yang harga tiketnya Rp62 ribu, mereka terpaksa harus membayar, ada yang Rp99 ribu artinya 50 persen lebih mahal,” ujar Khoiri Soetomo, saat meninjau arus mudik di Pelabuhan Pelindo Ciwandan, Jum’at 28 Maret 2025.
Khoiri juga mengaku sempat menanyakan langsung kepada pemudik mengenai selisih harga yang cukup besar. Meskipun begitu, sebagian besar tidak berkeberatan dengan harga yang lebih tinggi di penjual tiket pinggir jalan.
Dari temuan di lapangan, Khoiri menilai bahwa pengguna jasa memiliki daya beli (ability to pay) dan kesediaan untuk membayar (willingness to pay). Namun, tetap diperlukan solusi yang lebih baik agar tiket dapat diperoleh dengan mudah tanpa memberatkan masyarakat.
“Dengan cara yang membuat software Ferizy itu segera merubah agar digunakan mereka itu mudah dan cepat, jadi user-friendly,” ungkapnya.
Sebagai langkah perbaikan, GAPASDAP mengusulkan agar semua operator kapal diberikan akses untuk menjual tiket secara online, sebagaimana yang diterapkan pada moda transportasi lain. “Usulan Gapasdap juga yaitu dengan cara semua operator selayaknya mode transportasi yang lain bisa menjual secara online pasti akan lebih mudah lagi karena dimungkinkan para operator swasta ini menjemput bola,” pungkasnya. []