CILEGON.BCO.CO.ID – Sebagai daerah yang menjadi pintu masuk ke Pulau Jawa dari Pulau Sumatera begitupun sebaliknya, Kota Cilegon memiliki jalur istimewa dengan pelabuhan tersibuk di Indonesia.
Namun, sebagai daerah perlintasan yang dilalui banyak orang dari berbagai wilayah itu, ketersediaan atau pusat oleh-oleh khas Cilegon sendiri di sekitar Pelabuhan Merak sangat minim bahkan tak ada yang menjualnya.
Padahal, Kota Cilegon punya potensi untuk memasarkan sekaligus memperkenalkan jajanan khas dari para pelaku UMKM. Apalagi musim Angkutan Mudik Lebaran seperti saat ini.
Pantauan BCO Media di sekitar Pelabuhan Merak pada Kamis 27 April 2023, puluhan pedagang oleh-oleh khas Pulau Sumatera tampak berjejer menawarkan makanan khas yang mereka jual. Selain oleh-oleh khas pulau seberang, aneka panganan seperti dodol, wajit, hingga keripik dari wilayah lain turut dijajakan di lokasi ini.
Salah seorang pedagang Kerupuk Kemplang, Siti menyebutkan, pada saat momen mudik jajanan yang dia jual cukup banyak dibeli orang. Tak hanya sebagai buah tangan untuk dibawa ke tempat yang dituju calon penumpang kapal, banyak warga setempat juga yang membeli dagangannya itu untuk dikonsumsi sendiri atau bersama keluarganya. “Alhamdulillah kang kalau musim begini mah ramai banget,” kata Siti.
Meskipun tidak menyebut keuntungan yang didapat, namun dia bilang, produk yang dijualnya merupakan usaha milik orang lain. “Saya mah dagangin aja. Inimah ada yang punya usahanya,” jelasnya.
Selain pedagang Kemplang, ada juga pedagang makanan tradisional masyarakat Sunda seperti dodol, wajit, dan sebagainya. Produk-produk itu dibuat dan dikemas langsung dari daerah asalnya di Jawa Barat sebelum dikirimkan ke pedagang di sekitar Pelabuhan Merak. “Kalau inimah dibikinnya dari Bandung, kesini mah udah tinggal jual aja,” ucap Tohir.
Di lain sisi, Yuliana, calon pengguna jasa penyebrangan mengaku sempat mencari jajanan khas Cilegon di sekitar Pelabuhan Merak untuk dibawa sebagai oleh-oleh. Sayangnya, kata dia, tak ada pedagang yang menjual makanan khas di sekitar area pelabuhan. “Aku mau pulang ke Jambi, kebetulan baru dapat cuti abis lebaran ini. Karena lama tinggal di Banten pas kuliah sama sekarang, niatnya nyari gipang tapi enggak ada yang jual,” ujarnya.
Menurutnya, sebagai anak perantauan, membawa buah tangan dari daerah yang ditinggalinya merupakan tradisi. Namun sayangnya, jajanan khas yang dia cari tidak ada yang menjual.
“Ini aja aku bawa rengginang sama kue bolong paniarem dari teman, dikasih keluarganya. Niatnya mau kemarin nyari, karena mungkin masih lebaran jadi enggak ketemu yang jual. Kalau tahun sebelumnya sering bawa, itupun beli bukan disini,” pungkas wanita berhidung mancung itu. []