CILEGON, BCO – Kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis dalam menangani Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menjadi perhatian sejumlah kalangan. Pasalnya, dalam menangani pasien, para tenaga medis harus menggunakan alat yang lengkap supaya tidak terpapar Corona Virus.
Oleh karena itu, PT Chandra Asri Petrochemical salah satu industri kimia yang beroperasi di Cilegon turut memberikan bantuan peralatan APD untuk para pejuang di garda terdepan dalam melawan wabah pandemi Covid-19 ini di sejumlah rumah sakit di Banten.
Vice President Corporate Relations and Sustainability PT Chandra Asri Edi Rifa’i mengatakan, alat penanganan medis ini terdiri dari masker medis, hazmat atau pakaian medis, gloves, dan rapid test kit yang di impor dari luar negeri dan akan disalurkan ke setiap rumah sakit termasuk RSUD Cilegon dan RSKM Cilegon.
“Tadi baru simbolis, jadi mulai besok atau hari senin mulai kita kirim. Cilegon dua rumah sakit, RSUD Cilegon dan RSKM Cilegon,” kata Ade di Posko Gugus Tugas Covid-19 gedung BPBD Kota Cilegon, Kamis 09 April 2020.
Sementara itu, Walikota Cilegon Edi Ariadi yang menerima langsung bantuan dari PT. Chandra Asri mengatakan, selama ini Pemerintah Kota Cilegon sulit mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD) dan rapid test kit lantaran harganya yang mahal sehingga membuat kedua barang itu menjadi langka di pasaran. Oleh karena itu, ia mengaku merasa terbantu dengan adanya bantuan tersebut.
“Terus terang kita merasa terbantu oleh Chandra Asri, (untuk) Cilegon langsung disebarkan lagi,” ujar Edi.
Dikatakan Edi, untuk rapid test kit akan digunakan bagi pemeriksaan tenaga medis dan warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). Meski begitu, dijelaskan Edi, orang telah dilakukan pemeriksaan rapid test belum tentu positif Covid-19 sebelum dilakukan tes lanjutan seperti Swab tes atau pemeriksaan cairan (lendir) yang diambil melalui mulutnya warga ODP.
“Yang pasti prioritas tenaga medis harus didulukan karena harus diamankan. Mereka yang ODP pasti di rapid tes. Supaya ketika gejala awalnya itu mereka yang di rapid tes bisa menunjukan negatif atau positif. Kalau positif itu kan harus di swab, lendirnya diambil baru dia positif atau enggak. Jadi positif di rapid tes belum tentu positif di swab,” pungkasnya. []