Jumat, Oktober 4, 2024
BerandaHumanioraWarga Watulawang Terpaksa Konsumsi Air Kotor Hingga Cari Air Saat Malam Hari

Warga Watulawang Terpaksa Konsumsi Air Kotor Hingga Cari Air Saat Malam Hari

CILEGON.BCO.CO.ID – Persoalan krisis air bersih di Lingkungan Watulawang, RT 01, RW 09, Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, masih menghantui 167 KK dari 600 jiwa warga yang menetap di wilayah perbukitan ini.

Dari penelusuran BCO Media, puluhan warga di lingkungan ini bahkan harus mencari air di malam hari dan memanfaatkan air keruh untuk kebutuhan sehari-hari. Kegiatan itu sudah di lakoni warga sejak puluhan tahun lalu ketika musim kemarau tiba.

Maesaroh, warga setempat mengatakan, ia terpaksa mengambil air pada waktu malam karena khawatir tidak mendapatkan jatah air bersih saat waktu siang. Hal itu dilakukan hampir setiap hari. “Iyah setiap malam ke hutan ambil air doang. Iyah enggak ada air, apalagi kalau di siang hari takut kehabisan makanya ambilnya di malam hari mas,” aku Maesaroh, Senin malam 29 Agustus 2022.

Memanfaatkan air rembesan tumbuhan yang keruh di sumur penampungan, warga biasanya secara bergantian mengisi jerigen penampung air untuk memenuhi kebutuhan. Air keruh yang sudah diambil dari hutan yang berjarak satu kilometer itu, lanjut Maesaroh, kemudian di simpan untuk diendapkan dan disaring sebelum dipakai untuk konsumsi maupun mandi. “Iyah buat masak, buat mandi segala, dan buat minum juga. Jadi di rumah juga air keruh ini yang saya ambil di saring sama kain,” katanya.

Ketua RT 01 Lingkungan Watulawang, Rusdi Safe’i menyampaikan, dulu sempat ada bantuan air bersih dan dari pemerintah daerah namun saat ini sudah tidak ada lagi. “Bantuan dari pemerintah kalau dulu memang ada, dari PDAM itu mas ngajuin proposal paling seminggu di kirim 2 tangki. Itupun tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di sini,” ujar Rusdi.

Apabila sudah tidak ada sumber air di hutan, Rusdi menambahkan, warga biasanya harus membeli air di wilayah kaki bukit dengan harga Rp15 ribu rupiah per tiga jerigen.”Belinya cuman 500 rupiah per jerigen isi 20 liter ini mas, kalau di ongkosin sama tukang ojeg, Kan di sini warga banyak yang tidak mempunyai motor itu dalam 3 jerigen itu 15 ribu. Artinya alternatif nyari di hutan walaupun airnya keruh, ya gimana lagi wong adanya ini geh,” imbuhnya.

Rusdi berharap, ada upaya dari Pemerintah Kota Cilegon untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga di daerah ini. “Yang diinginkan yah dapat perhatian dari pemerintahlah. Seenggaknya yah gimana lah bisa mungkin ada solusinya lah. Sekiranya bisa dibantu sama pemerintah atau pedulilah kira-kira sama warga saya di sini karena sangat dibutuhkan,” pungkasnya. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments