CILEGON.BCO.CO.ID – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Rumah Berdaya Cilegon, yang merupakan UMKM binaan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Dinkopukm) Kota Cilegon mendapat kunjungan dari KemenKopUKM RI dalam rangka menjadikan UMKM tersebut sebagai inkubator atau wadah bagi para penggerak usaha kerakyatan di Kota Cilegon pada Rabu 2 November 2022.
Hadir Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta beserta sejumlah pejabat Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkopukm) Kota Cilegon turut menyambut kedatangan dari tim KemenkopUKM RI saat memberikan sertifikat kepada RBC. Perwakilan dari KemenkopUKM RI juga disuguhi beberapa hasil produk UKM di Kota Cilegon yang menjadi binaan RBC, seperti bir pletok dan aneka keripik.
Analis Kebijakan Ahli Muda pada Deputi Kewirausahaan KemenkopUKM RI, Eti Budiningsih mengatakan, kedatangannya di Kota Cilegon dalam rangka koordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon khususnya DinkopUKM Kota Cilegon terkait pendirian inkubator bisnis. Sebelumnya, pendirian inkubator bisnis hanya pada universitas negeri atau swasta, saat ini didorong untuk dari pemerintahan maupun swasta. “Kita juga evaluasi inkubator yang sudah ikut pendaftaran ke kita,” kata Eti Budiningsih, ditemui di Sekretariat RBC.
Eti menjelaskan, RBC menjadi satu-satunya lembaga inkubator di Kota Cilegon yang telah mengantongi sertifikat dari KemenkopUKM RI. “Di Cilegon baru satu ini, RBC. Semoga ke depan bisa getok tular lah. Kita tidak percaya secara lisan saja, makanya kita monitoring ini (RBC), tetapi hasilnya baik dan bagus-bagus,” terangnya.
Eti menjelaskan, sertifikat inkubator bisnis yang diberikan KemenkopUKM RI berlaku tiga tahun. Namun, setiap tahunnya dilakukan monitoring dan evaluasi. “Mudah-mudahan semakin banyak inkubator bisnis di Cilegon,” harapnya.
Di tempat sama, Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta mengapresiasi UMKM RBC sebagai inkubator bisnis yang mendapat kepercayaan dari Kementerian dan mampu mewadahi UMKM di Cilegon. RBC saat ini menjadi mitra Pemkot Cilegon. “Beberapa lembaga sudah mengajukan inkubator bisnis UMKM Kota Cilegon,” kata Sanuji.
Menurut Sanuji, inkubator bisa menjadi penyambung lidah, fasilitas, pembinaan, pendidikan dan di bawah ikubator UMKM bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan lembaga lain untuk promosi UMKM. “Keuntungan adanya inkubator adanya bimbingan harian, seperti kursus. Sekarang pemasaran berbasis digitalisasi, masuk di marketplace dunia digital. Minimal pakai media sosial, harus perlu kebiasaan, pelatihan,” terangnya.
Sanuji menambahkan, jumlah UMKM di Kota Cilegon mencapai 20.000. Namun, saat ini belum ada klasifikasi dari DinkopUKM yang memantau secara langsung pergerakan bisnis tersebut. “Kita belum ada sistem yang memantau UMKM kita harian. Beberapa UMKM kita sudah ekspor. Kendala UMKM kompleks, yang mereka perlukan dukungan pemerintah,” paparnya.
Di lain sisi, Direktur RBC Nia Desmalia mengatakan, saat ini ada sekitar 600 UMKM di bawah RBC. Ia bersyukur RBC bisa mendapatkan sertifikat inkubator bisnis dari KemenkopUKM satu-satunya di Kota Cilegon. “Intinya kami lembaga yang mendampingi pelaku usaha. Sesuai dengan kurikulum kami, pra inkubasi, masa inkubasi dan pasca inkubasi,” paparnya.
Nia menambahkan, pelaku usaha yang akan bergabung dengan RBC menjalani tahap seleksi. “Kita lengkapi legalitasnya, izin edar produknya, sampai pemasaran, permodalan. Memertemukan tenant dengan para investor seperti perbankan, industri. Kami sedang penjajakan ke Banten, kemitraan dengan kementerian,” imbuhnya. []