Jumat, Desember 13, 2024
BerandaProtes Soal Lingkungan, Mapala se-Banten Arak Bendera Raksasa

Protes Soal Lingkungan, Mapala se-Banten Arak Bendera Raksasa

CILEGON, BCO – Ratusan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Se-Banten memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia atau HUT-RI ke-75 dengan cara berbeda. Ratusan mahasiswa tersebut melakukan longmarch dari Bukit Teletubies di Kelurahan Suralaya menuju Bukit Ciporong di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon, Senin, 17 Agustus 2020.

Sebanyak 140 mahasiswa dari Mapala se-Banten ini rela mengarak dan membentangkan bendera merah putih dengan jalan kaki sejauh 10 kilometer. Longmarch dilakukan setelah rencana pengibaran di bendera merah putih di Bukit Teletubbies ditolak lantaran alasan keamanan.

Koordinator Mapala se-Banten Okib mengatakan, aksi longmarch membawa bendera berukuran 16 x 10 meter dilakukan setelah pihak Kelurahan Suralaya tidak menginginkan adanya pengibaran bendera merah putih menggunakan peralatan panjat tebing. Pihak Kelurahan Suralaya hanya membolehkan pengibaran bendera merah putih tanpa peralatan atau dibentangkan di tanah lapang yang ada di bukit bukan di tebingnya.

“Kita dilarang mengibarkan bendera merah putih dengan peralatan yang kita bawa seperti tali, cincin pengaman dan yang lainnya untuk naik di tebing yang curam. Alasannya karena bukitnya curam, hanya boleh dibentangkan saja di tempat yang lapang,” kata Okib kepada wartawan.

Bukan tanpa alasan, ujar Okib, pengibaran bendera merah putih berukuran besar di Bukit Teletubbies sebagai protes Mapala se-Banten atas pembangunan unit 9 dan 10 PLTU Suralaya. Alasannya, PLTU Suralaya yang menggunakan bahan bakar batubara untuk operasionalnya, dianggap bisa merusak lingkungan sekitar oleh polusi ataupun sisa-sisa pembakaran bahan baku produksi listrik tersebut.

“Kita ingin pembangunan PLTU Suralaya unit 9 dan 10 disetop dan diganti dengan menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Kita menolak bukan proyeknya, tapi penggunaan bahan bakarnya saja,” ungkapnya

Okib menambahkan, pada akhirnya pengibaran bendera dilakukan hanya sekitar 20 orang saja di Bukit Ciporong yang tidak begitu curam. Ia berharap, di HUT RI ke-75 ini, pembangunan di Indonesia lebih mengedepankan kelestarian lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan untuk kelestarian lingkungan. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments