CILEGON.BCO.CO.ID – Orang tua para siswa yang anaknya bersekolah di SMP Negeri 2 Cilegon, mengeluhkan adanya biaya pembelian buku paket yang nilainya mencapai Rp1 juta lebih. Buku paket yang dikeluarkan salah satu perusahaan penerbit itu, harus dibeli di salah satu toko yang direkomendasikan oleh guru mata pelajaran di sekolah tersebut.
Salah seorang wali murid yang enggan menyebut identitasnya ini mengaku, merasa keberatan dengan adanya biaya tambahan untuk pembelian buku paket. Sebab menurutnya, harga buku itu dianggap terlalu membebani kebutuhan keluarganya. “Duit darimana nominal segitu, buat makan aja susah apalagi saya kerjanya serabutan,” katanya, kepada BCO Media, Kamis 20 Juli 2023.
Dia bilang, anaknya bersekolah di SMP Negeri 2 Cilegon ini lantaran memiliki cita-cita yang mulia. Selain itu, sekolah yang menjadi tempat anaknya mengeyam pendidikan ini dipilih karena berstatus negeri dan dekat dengan tempat tinggalnya. “Kita menyekolahkan di sekolah negeri itu karena merasa lebih terjangkau. Tapi kalau ada semacam inimah namanya memberatkan wali murid. Anak saya kebetulan kelas 9,” ungkapnya.
“Pak Wali (Helldy Agustian-Red) beberapa waktu lalu sudah bilang, jangan sampai ada pembelian buku atau apalah itu. Tapi kenyataannya, anak saya diminta beli buku yang harganya bikin kaget. Mungkin kalau orang tuanya punya rezeki lebih enggak mikir apa-apa. Nah bagi kami gimana? Emang yang sekolah di SMP Negeri 2 Cilegon anak orang kaya semua, kan enggak. Lalu kemana dana BOS kalau anak kami masih harus beli buku lagi, dan kemana anggaran APBD yang katanya sudah dialokasikan untuk buku anak sekolah,” tambahnya.
Dari data harga buku yang diterima BCO Media, buku paket yang harus dibeli pelajar SMP Negeri 2 Cilegon memiliki harga yang bervariatif. Paling murah, buku paket pelajaran Matematika dan bahasa Indonesia berkisar Rp98 ribu. Sementara untuk yang paling mahal, yakni buku paket pelajaran IPS Terpadu Rp160 ribu.
Di konfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Cilegon Nurhayati mengungkapkan, pihaknya tidak pernah sedikitpun mewajibkan pelajarnya membeli buku tersebut. Kemudian, Nurhayati juga bilang, dia tidak mengetahui soal harga dari buku-buku tersebut. “Kami di sekolah di perpustakaan itu sudah menyediakan buku BOS, mungkin itu hanya referensi saja dan sifatnya tidak wajib,” ujar Nurhayati.
Menurut Nurhayati, SMP Negeri 2 Cilegon tidak membebankan pendidikan bagi siswa-siswinya. Malah kata dia, sekolah memiliki program bantuan yang berasal dari para gurunya untuk anak didik yang berasal dari keluarga tidak mampu.
“Kami tegaskan, kami tidak membebani siswa-siswi untuk membeli buku atau apapun itu, justru kami guru-guru disini memiliki program kepedulian bagi pelajar kami yang tidak mampu seperti bantuan untuk anak yatim dan sebagainya, dan itu sudah berjalan,” pungkasnya. []