CILEGON.BCO.CO.ID – Dalam rangka melestarikan seni budaya dan kearifan lokal, Asiatul Jannah Al Bantani Foundation bekerjasama dengan Teater Wonk Kite Cilegon, menggelar agenda Pementasan Ubrug Keliling di Padepokan Pencak Silat (PPS) Naga Mas, Lingkungan Kapu Denok, Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil pada Jumat, 24 Juni 2022.
Selain untuk melestarikan seni budaya dan kearifan lokal, pementasan yang bertajuk Lelakon Urip itu juga diselenggarakan untuk menyambung silaturahmi antara PPS Naga Mas, Teater Wonk Kite, Asiatul Jannah Al Bantani Foundation, dan sejumlah komunitas kesenian dan lembaga lainnya yang ada di Kota Cilegon.
Ketua PPS Naga Mas, Ma’ruf Yusuf dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas silaturahmi yang terjalin dan berharap kedepan bisa lebih meriah lagi.
“Terimakasih kepada Teater Wonk Kite sudah menghibur dan memperkenalkan kesenian ubrug. Kedepan semoga tambah meriah, tambah maju. Semoga sinergitas ini bisa terus berlanjut untuk melestarikan seni budaya dan kearifan lokal. Dimana lewat ubrug, kita sama-sama belajar sambil mendidik adik-adik supaya lancar menggunakan bahasa cilegon (bebasan) agar keberadaannya tidak punah dan tetap dilestarikan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asiatul Jannah Al Bantani Ahdi Zukhruf Amri menjelaskan, ubrug merupakan kesenian tradisi rakyat yang sudah ada di Banten sebelum tahun 1918.
Hanya ditahun ini, lanjutnya, timbul beberapa pertanyaannya seperti bagaimana Ubrug di Cilegon. Apakah masih ada kesenian Ubrug atau punah, apakah kesenian tradisional Ubrug mempunyai nilai budaya lokal yang diwariskan secara turun temurun dan dan bagaimana ubrug dapat terlestarikan di masyarakat Cilegon.
Di Cilegon sendiri, kata Ahdi, Asiatul Jannah Al Bantani dan Teater Wonk Kite sudah sering pentas di berbagai perhelatan kegiatan mulai dari skala lokal hingga Nasional.
“Semenjak 2007 (pentas di Cilegon), 2010 (pentas di Pandeglang), 2011 (mengadakan parade Ubrug), 2015 mengedukasi Ubrug wong alit, 2021 (pentas digital untuk perlombaan Nasional), di tahun 2022 (pentas di Untirta dan on going proses dari kampung ke kampung). Kami menganalisa dengan data empiris dilapangan, membangun sebuah ekosistem seni pertunjukan tradisi (ubrug) dalam tahun ke belakang, mempunyai faktor permasalahan yang kompleks. Dimana hal itu dapat menghambat perkembangan tradisi ke depan baik internal maupun eksternal, yang akan terus dihadapi penggiat Ubrug,” jelasnya.
Pesatnya arus globalisasi dengan orientasi pemikiran yang berbeda, lanjut Ahdi, menjadi salah satu faktor yang akhirnya akan membuat seni pertunjukkan di masyarakat akan semakin pasang surut.
“Karena pada dasarnya, masyarakatlah pemilik kebudayaan yang syah karena dilandasi dengan etika dan estetika di wilayahnya sebagai warisan tak berbenda,” ucapnya.
Ahdi menuturkan, kelestarian kesenian Ubrug ini sebenarnya bisa dilakukan dengan konsep pembangunan pentahelix dari peran pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media.
“Yang mana kolaborasi kami lakukan saat ini bertujuan untuk mengembangkan inovasi pengetahuan yang memiliki potensi bertransformasi menjadi produk maupun jasa yang bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat. Kami melakukan apa yang kami mampu, berawal dari akar rumput kami hadir. Mohon doa dan supportnya dalam pelestarian Ubrug,” tandasnya.
Usai pementasan di PPS Naga Mas, masih kata Ahdi, agenda Pentas Ubrug Keliling rencana akan diselenggarakan secara roadshow di 8 Kecamatan yang ada di Kota Cilegon. “Insya Allah bulan depan kita pentas lagi,” tutupnya. []