Selasa, Mei 20, 2025
BerandaCuacaBMKG Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Dibeberapa Wilayah, Termasuk Banten

BMKG Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Dibeberapa Wilayah, Termasuk Banten

CILEGON.BCO.CO.ID – BMKG memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia yang saat ini diindikasikan terdapat signifikansi dinamika atmosfer sehingga dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia.

iklan

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam keterangan tertulisnya mengatakan, hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan pola konvektifitas serta aktifnya fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO), yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuator dan gelombang Kelvin sehingga dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 02 – 08 Oktober 2022 di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Riau, Kep. Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, dan Papua.

“Sedangkan untuk periode 3 (tiga) hari kedepan (01 – 03 Oktober 2022), berdasarkan Prakiraan Berbasis Dampak, wilayah yang berpotensi terdampak Hujan Lebat dengan kategori siaga yaitu Sumatera Barat, Bengkulu dan Jawa Barat,” Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi, Minggu 02 Oktober 2022.

 

Dijelaskan, untuk Potensi pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) di wilayah udara Indonesia pada tanggal 1-7 Oktober 2022 yaitu sebagai berikut Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Hindia barat daya hingga barat Pulau Sumatera, Sebagian Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, Selat Karimata, Laut Jawa, Sebagian besar Pulau Kalimantan, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Kepulauan Maluku, Laut Banda, Sebagain kecil Pulau Sulawesi dan Pulau Papua, Laut Aru, Samudera Pasifik Utara Pulau Papua.

“Awan Cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ / Frequent) selama 7 hari kedepan diprediksi terjadi di Samudera Hindia barat daya Pulau Sumatera, Papua bagian tengah,” jelasnya.

Ia menambahkan, potensi gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada tanggal 02 – 08 Oktober 2022 yaitu Kategori Tinggi Gelombang 2.5 – 4.0 m : Selat Malaka, Perairan utara Sabang, Perairan barat Aceh, Perairan barat P. Simeulue hingga Kep. Mentawai, Perairan barat Lampung, Perairan Bengkulu, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Timur, Selat Bali – Lombok – Alas bagian selatan, Perairan selatan Bali hingga NTT, Samudra Hindia selatan Banten hingga NTT.

Oleh sebab itu, Guswanto merekomendasikan agar instansi terkait melakukan persiapan maksimal guna memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air yang siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Kemudian, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

“Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi dan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail,” pungkasnya. []

RELATED ARTICLES

Most Popular

- Advertisment -
Google search engine

Recent Comments