CILEGON.BCO.CO.ID – Belasan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelemat Organisasi (HMI-MPO) Cabang Cilegon, melakukan aksi unjuk rasa di gerbang pintu masuk Pusat Pemerintahan Kota Cilegon, Rabu 31 Mei 2023.
Dalam aksi unjuk rasa itu, mahasiswa menyoroti rendahnya serapan anggaran yang kemudian membuat SILPA tinggi, dan dana hibah, selama pemerintahan Helldy-Sanuji. Pasalnya, mahasiswa khawatir dana tersebut digunakan untuk kepentingan politik di 2024 nanti. Mahasiswa juga menyinggung pemkot Cilegon kurang ramah disabelitas.
“Kami membuat praduga itu takut disalahgunakan untuk hal-hal yang memang untuk kepentingan politik,” ucap Agung Rizki, Korlap HMI-MPO, kepada wartawan.
Agung melanjutkan, besaran SILPA dari tahun ke tahun tak sebanding dengan kesehjateraan guru honorer yang hanya mendapat upah minim. Berdasarkan data yang dimilikinya, SILPA di Kota Cilegon pada tahun 2022 mencapai lebih dari Rp300 miliar. “Kami menuntut Pemkot Cilegon untuk mengoptimalkan dana dari APBD tersebut bisa menyerap kepada masyarakat terutama kesehjateraan guru honorer dan pembangunan daerah,” terangnya.
Ada sejumlah tuntutan yang dilayangkan mahasiswa terhadap Pemkot Cilegon yang dipimpin Helldy-Sanuji, di antaranya memaksimalkan dan mengoptimalkan APBD Kota Cilegon untuk membangun daerah yang lebih maju. Kemudian menuntut Wali Kota Cilegon meningkatkan honor tenaga pendidik non PNS/PPPK menjadi Rp2 juta per bulan.
Selain itu menuntut Wali Kota Cilegon untuk memberikan bantuan bagi lembaga pendidikan swasta sebagai bentuk pemerataan pendidikan serta mendesak audit seluruh dana hibah yang dikeluarkan Pemkot Cilegon yang bersumber dari APBD Kota Cilegon.
Tuntutan lainnya adalah Helldy-Sanuji agar fokus mewujudkan Kota Cilegon menjadi kota yang ramah disabilitas dan menjadi kota insklusif serta menepati seluruh janji politiknya sebagai hutang yang harus dibayarkan kepada rakyat serta tunduk dan patuh terhadap konstitusi negara. []
